Saham Garuda Rp 520 M Tak Bertuan
Selasa, 08 Februari 2011 – 06:06 WIB
Di lain pihak PT BNI Securities mengaku tidak kesulitan menjual saham perdana GIAA. Perseroan yakin pesanan sebesar Rp 20 miliar yang belum ditebus nasabah akan dibayar pada jatuh tempo pembayaran besok. "Benar pesanan nasabah senilai Rp 20 miliar belum dialokasikan ke nasabah," tutur Jimmy Nyo, direktur utama BNI Securities.
Baca Juga:
Sebelumnya, seorang pelaku pasar mengatakan, BNI Securities mencatat pesanan saham perdana GIAA yang tidak ditebus senilai Rp 20 miliar. Menurut Jimmy, jatuh tempo pembayaran masih berlangsung hingga hari ini. "Kan pembayaran masih sampai besok (hari ini, Red), dana nasabah sudah ada di rekening," ujarnya.
BNI Securities mendapat jatah menjual IPO GIAA senilai Rp 250 miliar. Sejauh ini, saham senilai Rp 230 miliar sudah dialokasikan ke nasabah yang memesan, hanya tersisa Rp 20 miliar yang masih menunggu pembayaran untuk kemudian dialokasikan ke nasabah.
Sementara itu, masalah yang sama dialami oleh agen penjual asing. Citigroup dan UBS hanya mampu menjual saham perdana giaa senilai USD 3 juta atau setara Rp 27 miliar. Untuk menjaga hubungan baik dengan Garuda, maka Citigroup dan UBS, berkomitmen memberikan pinjaman sindikasi sebesar USD 120 juta dengan tenor 2 tahun. Bunga pinjaman tersebut lebih tinggi 425 basis poin (BPS) dari suku interbank london. (far)
JAKARTA - Tenggat waktu penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) PT Garuda Indonesia Airlines (GIAA) tinggal menghitung hari. Tetapi,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi