Saham Saratoga Dinilai Bakal Jadi Target Investor dan Trader

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, selama pandemi sejumlah perusahaan portofolio Saratoga menemukan momentum pertumbuhan bisnisnya.
Dia menyebut kinerja MDKA terus menguat berkat kenaikan harga komoditas emas dan tembaga yang sangat tinggi pada 2020.
Selain itu, kata Devin, migrasi masyarakat yang semakin cepat ke ekosistem digital telah memberikan peluang yang semakin besar kepada TBIG sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi.
Di sektor konsumer, Saratoga berinvestasi di PT Famon Awal Bros Sedaya (Primaya Hospital).
Grup Primaya Hospital ini terus memperluas jaringannya untuk mendukung upaya pemerintah memberikan fasilitas kesehatan terbaik dan terjangkau, termasuk dalam penanggulangan COVID-19.
Menurut Fendi, secara teknikal saham SRTG sedang berkonsolidasi dalam pola symmetrical triangle, pasca kenaikan yang signifikan dari harga sebelumnya Rp3.500 ke harga Rp 6.250.
Pola konsolidasi yang sedang terjadi dengan trend penguatan besar yang terlihat dari tiga garis moving average periode jangka pendek hingga panjang yang uptrend, menunjukkan ada peluang besar harga naik hingga mencapai level Rp8.700 hingga Rp9.600 sebagai target harga penguatan secara teknikal.
Fendi menambahkan, secara fundamental, SRTG yang memiliki NAV sekitar Rp32.6 trilliun, dengan metode valuasi diskon holding sebesar 25%, maka nilai wajar SRTG sebesar Rp24.45 triliun.
Saratoga menyatakan pembelian saham maksimal sebanyak 0,92 persen dilakukan seiring dengan keyakinan bahwa harga saham belum mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.
- PIK 2 Tetap Jadi Primadona Investor di Tengah Gejolak Ekonomi Global
- Gubernur Jateng Tawarkan Langsung Investasi kepada 100 Investor dari 5 Negara
- IHSG Menghijau, Pakar Nilai Investor Optimistis dengan Kebijakan Prabowo
- Prabowo Nilai TKDN Saat Ini Terlalu Dipaksakan, Investor Tak Melirik
- Ekonom Sebut Indonesia Punya Penyangga Kuat di Tengah Gejolak Pasar Global
- BI Turun Tangan Redam Gejolak Kurs Rupiah di Pasar NDF