Sahroni Menilai Aksi Lembaga Ini Dramatis, Ganas
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah kepemimpinan Filri Bahuri semakin bertaji dan berani.
Hal ini disampaikan Sahroni memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia pada 9 Desember. Peringatan itu bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang masalah korupsi yang dapat merusak pembangunan sosial dan ekonomi di semua masyarakat di seluruh dunia.
"Semenjak dipimpin oleh Ketua Firli, KPK kini bisa kita lihat semakin bertaji. Makin berani dan ganas memberantas aksi korupsi," ujar Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (9/12).
Legislator Partai NasDem itu, sejak dipimpin mantan Kapolda Sumsel tersebut, KPK berhasil menjalankan fungsi pencegahan dengan sangat baik.
Selain itu, lembaga antirasuah tersebut juga tetap melakukan penegakan hukum bagi para koruptor melalui serangkaian operasi tangkap tangan (OTT) hingga ke tingkat menteri.
Diketahui sebelumnya KPK menggelar OTT beruntun yang menjerat dua menteri di Kabinet Indonesia Maju. Keduanya adalah Menteri KKP Edhy Prabowo dan Mensos Juliari P Batubara.
“Kita lihat KPK juga tak pandang bulu dalam menegakkan aturan hukum, yaitu dari semua kalangan hingga ke tingkat menteri," ucap Sahroni.
Namun demikian, kata politikus asal Tanjung Priok ini, KPK tetap harus fokus dalam fungsi pencegahan dengan terus membina kerja sama dengan lembaga-lembaga negara lain dalam membangun sistem kerja yang mampu meminimalisir peluang korupsi.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni komentari sepak terjang lembaga antirasuah di bawah kepemimpinan Firli Bahuri.
- Jangan Percaya Oknum yang Janjikan Jalan Pintas Jadi Polisi, Sahroni: 100% Penipuan
- Sahroni Usul KPK Buat Aturan Penahanan Gaji-Promosi Jabatan Bagi Pejabat Tak Lapor LHKPN
- RUU KUHAP Bolehkan Lapor Polisi Via Medsos, Sahroni: Mudah dan Antipungli!
- Revisi KUHAP, Ahmad Sahroni Sebut Masyarakat Bisa Lapor Polisi Via Medsos
- Sahroni Viralkan Dugaan Penganiayaan Terhadap ART Asal Banyumas
- Sahroni Dukung Kejagung Usut Dugaan Korupsi Rp 8,3 T di PT Pupuk Indonesia