Sahroni Nilai Pertemuan Sespimmen Polri dengan Jokowi Kurang Pas, Begini Alasannya
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menyoroti langkah mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang masih menerima peserta didik (serdik) Sespimmen Polri.
Dia juga mengkritik kemunculan pertemuan Jokowi dengan serdik Sespimmen Polri di media sosial atau ruang publik.
"Kalau di ruang publik, menurut gue kurang pas. Ini pribadi, ya, kurang pas," kata legislator NasDem itu menjawab pertanyaan awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/4).
Sebab, kata Sahroni, Jokowi saat ini bukan berstatus Presiden RI setelah digantikan oleh Prabowo Subianto.
Dia menyebut munculnya kabar pertemuan Jokowi di media sosial atau ruang publik membuat spekulasi publik.
Misalnya, kata dia, masyarakat bisa saja menganggap Jokowi yang sudah bukan menjadi Presiden RI mengidap post power syndrom.
"Kalau di ruang terbuka, kan, orang anggapannya jadi beda-beda. Wah, ini jangan-jangan Pak Jokowi masih post power syndrome," kata Sahroni.
Pria yang biasa disebut crazy rich Tanjung Priok itu menilai Jokowi bisa saja menyampaikan pembekalan ke peserta Sespimmen Polri secara tertutup.
Legislator Ahmad Sahroni menyebut publik bisa saja berasumsi macam-macam setelah Jokowi menerima peserta Sespimmen.
- PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2029, Ahmad Sahroni: Masih Dini untuk Bicara Pilpres
- Lemkapi Minta Pertemuan Sespimmen dengan Jokowi Tak Dipolitisasi
- Peserta Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Dugaan Keterlibatan Polisi Pada Pilpres 2024
- Transaksi Dana Dugaan Korupsi 2024 Capai Rp 984 T, Sahroni: Lacak dan Sita!
- Muncul Usulan Copot Menteri Terafiliasi Jokowi, Legislator PDIP: Berarti Ada Masalah
- Peserta Sespimmen Menghadap ke Jokowi, Pengamat: Berisiko Ganggu Wibawa Prabowo