Said Abdullah Imbau Warga Jangan Panik Berlebihan Merespons Virus Corona

Secara psikologis lanjutnya, ketika harga barang naik tetapi barang amat dibutuhkan, konsumen tidak punya pilihan selain membelinya.
"Akibatnya, harga sulit dikendalikan sebab yang berlaku ialah mekanisme pasar. Dan yang rugi ya masyarakat," katanya.
Karenanya, Said menghimbau masyarakat untuk tidak perlu panic dengan melakukan aksi borong bahan pokok. Pasalnya, pemerintah menjamin pasokan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi.
“Jadi, berbelanjalah dengan bijaksana, tidak perlu memborong. Saya pastikan, stock kebutuhan bahan pokok mencukupi, enggak perlu panik,” jelasnya.
Selain memitigasi dampak virus Corona ini, Said juga meminta pemerintah agar fokus, menjaga perekonomian nasional disamping tetap berusaha untuk mencapai target-target yang terdapat dalam APBN 2020.
Walaupun Pemerintah harus mengeluarkan anggaran cukup besar, langkah antisipatif bisa meminimalisir dampak ekonomi yang ditimbulkan.
“Keselamatan jiwa masyarakat tetap harus diutamakan. Termasuk membatasi sementara mobilitas orang dari dan ke negara yang memang menjadi kawasan penyebaran corona,” tuturnya.
Said yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perekonomian ini menjelaskan dampak yang paling cepat dirasakan oleh Indonesia akibat virus Corona ini adalah terganggunya ekspor dan impor nasional.
Upaya antisipatif harus ditempuh lantaran terjadi aksi panic buying atau pembelian besar-besaran bahan pangan setelah pemerintah secara terbuka mengumumkan dua orang warga positif virus corona.
- Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir Sampaikan Usulan Guna Mitigasi Kebijakan Tarif Resiprokal AS
- Rudi Hartono Bangun: Kebijakan AS Harus Disikapi dengan Hati-Hati
- Soal Kebijakan Tarif Trump, Indonesia Diusulkan Dorong WTO Menyehatkan Perdagangan Global
- Ini Respons Dasco atas Kebijakan Trump soal Tarif Impor
- Komisi VI DPR Sidak Jasa Marga, Pastikan Kesiapan Arus Mudik Lebaran 2025
- Misbakhun Buka-bukaan Data demi Yakinkan Pelaku Pasar di Bursa