Said Iqbal Beber Pesan Prabowo saat Bertemu Ratna Sarumpaet
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menuntaskan pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Selasa (9/10) malam sebagai saksi kasus Ratna Sarumpaet. Usai menjalani pemeriksaan, mantan calon legislatif (caleg) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengaku sempat enggan berbicara ke media setelah bertemu Ratna yang mengaku dianiaya.
Said mengatakan, dirinya memilih menyimpan pengakuan Ratna. Alasannya, dia tidak mau membuat kegaduhan di tengah masyarakat Indonesia yang sedang dilanda bencana.
"Saya tidak pernah ekspose ke media, karena saya memang diam. Kita sedang menghadapi gempa, ada persoalan serius tentang kemanusiaan ini. Jadi, pendukung Jokowi dan Prabowo, jangan menggoreng-goreng kasus Ratna Sarumpaet," ujarnya sembari keluar dari ruangan Ditkrimum Polda Metro Jaya.
Said menegaskan, Ratna sudah mengakui kebohongannya. Fakta-fakta yang temuan polisi juga memperlihatkan lebam di wajah mantan juru kampanye nasional Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno itu bukan akibat penganiayaan.
"Kita tahu semua ada drama kebohongan Ratna Sarumpaet. Sudahlah banyak hal yang harus kita pikirkan, yaitu tragedi kemanusiaan bencana alam yang terus menerus," kata Iqbal.
Namun, Said mengakui soal pertemuan antara Ratna dengan Prabowo, Amien Rais dan Fadli Zon pada 2 Oktober 2018. Pada pertemuan itu Prabowo menyatakan bahwa tidak boleh ada kekerasan di negara demokrasi.
"Yang disampaikan pesan Pak Prabowo dalam pertemuan itu, demokrasi tidak boleh ada kekerasan. Kak Ratna Sarumpaet juga dengar. Pak Prabowo ingin membangun suasana yang sejuk damai, hanya itu. Saya berharap mudah-mudahan penjelasan ini membuka semua fakta-fakta yang sebenarnya yang terjadi," kata Iqbal.(wiw/JPC)
Presiden KSPI Said Iqbal menuntaskan pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Selasa (9/10) malam sebagai saksi kasus kebohongan Ratna Sarumpaet.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Heikal Safar: Program Makan Bergizi Gratis Bentuk Kemanusiaan Adil dan Beradab
- Indonesia Jadi Anggota BRICS, Marwan Cik Asan: Ini Langkah Strategis!
- Wow, Indonesia Bisa Cuan Rp 84,2 Triliun Gegara Tak Impor
- Mulai Januari 2025, Pekerja Indonesia Pensiun di Usia 59 Tahun
- Tolong Disimak, Para Menteri Prabowo Diminta Cari Investor Asing
- Ikhtiar FESMI Wujudkan Jaminan Sosial bagi Musisi dan Pekerja di Bidang Musik