Said Iqbal: Kebijakan ini yang Ditunggu Buruh dan Rakyat, Bukan Ancaman Menteri
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta pemerintah lebih memperhatikan kesehatan buruh yang tetap bekerja di tengah penerapan PPKM Darurat.
Menurut Iqbal, kesehatan dan ekonomi merupakan persoalan dilematis yang harus dirumuskan dalam kebijakan pemerintah secara tepat dan terukur, bukan dengan ancaman atau gertakan.
Pasalnya, kata dia, tidak semua perusahaan bisa mempekerjakan karyawannya dari rumah atau work from home (WFH) 100 persen.
Iqbal lantas mencontohkan industri manufaktur atau pabrikasi. Menurut dia, sektor itu bila berhenti beroperasi maka perusahaan harus menempuh kebijakan merumahkan karyawan, pemotongan gaji, bahkan bisa berujung PHK.
"Angka penularan ini sangat tinggi sekali. Buruh memiliki risiko terpapar Covid-19 cukup tinggi, karena setiap hari mereka harus berangkat ke pabrik," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN.com, Selasa (6/7).
Dia menjelaskan mayoritas anggota KSPI yang terkonfirmasi Covid-19 di klaster pabrik rata-rata penularannya 10 persen.
Dari klaster pabrik kemudian menularkan lagi ke klaster keluarga akibat tidak diberikannya obat dan vitamin kepada buruh yang sedang isolasi mandiri (isoman).
Oleh karena itu Iqbal berharap pemerintah memperhatikan kebutuhan buruh yang terpapar virus Corona dengan memberikan masker, obat, dan vitamin secara gratis melalui jaringan klinik dan apotek BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia.
KSPI meminta pemerintah membuat kebijakan mencedah ledakan PHK di tengah penerapan PPKM Darurat.
- Mantap! Unilever Indonesia Raih Penghargaan di Ajang CSA Awards
- Bea Cukai Tinjau Langsung Proses Bisnis Perusahaan Ini
- Bea Cukai Tinjau Perusahaan Penerima Izin Kawasan Berikat di Probolinggo, Ini Tujuannya
- Kanwil Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE untuk PT Polyplex Films Indonesia
- Belasan Perusahaan ini Raih Penghargaan dari Majalah SWA dan Business Digest
- Ahmad Luthfi Tegaskan Komitmen Lindungi Hak Pekerja di Jawa Tengah