Saint Sophia Cathedral, Landmark Utama di Kiev, Ukraina
Katedral nan Anggun Berusia Seribu Tahun
Kamis, 12 Juli 2012 – 00:12 WIB

Katedral Saint Sophia di Kiev. Foto : Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Jika pada era Mongol katedral hampir rusak dan tak terawat karena perang, pada era Uni Soviet katedral dilarang mengadakan aktivitas keagamaan seiring dengan kampanye komunisme. Bahkan, pemerintah Uni Soviet sempat hendak menghancurkan katedral dan menggantinya dengan Monumen Perekop setelah Pasukan Merah Rusia memenangi perang saudara di Crimea.
Katedral tersebut tepat berusia seribu tahun pada 2011. Banyak perbaikan yang dilakukan untuk mempertahankan bentuk dan interiornya. Perbaikan pertama dilakukan pada 1633 oleh arsitek asal Italia Octaviano Mancini. Mancini membuatnya dengan gaya baroque, tapi dengan ciri khas Ukraina. Pada 1740 katedral kembali diperbaiki hingga mencapai bentuknya seperti sekarang.
Nama katedral sejatinya tidak merujuk pada saint yang bernama Sophia. Kata sophia dalam bahasa Yunani berarti kebijaksanaan. Nama yang sama juga digunakan dalam Basilika Hagia Sophia di Turki dan di katedral serupa di Moskow, Rusia.
Katedral tersebut kini menjadi atraksi utama destinasi di Kiev. Selama musim panas, hampir setiap hari katedral ramai. Apalagi, di menara lonceng setinggi sekitar 30 meter berdiri tegak yang berada di pintu utama. Turis harus antre untuk masuk. Mereka penasaran bagaimana view katedral dari udara plus pemandangan Kiev dari atas. Masuk ke menara lonceng itu gratis.
Katedral Saint Sophia adalah tetenger utama di Kiev. Bentuknya khas gereja-gereja Rusia dengan kubah emas di pucuk. Katedral itu menjadi saksi bisu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu