Sakdiyah Ma'ruf: Indonesia Penuh Lelucon Politik, Saatnya Komedi Memimpin

"Di Australia, political correctness, atau upaya menghindari perbuatan dan perkataan yang dapat menyakiti kelompok dari suku, agama, dan gender tertentu menjadi hal yang ramai dibicarakan sejak lama.
Menurutnya hal tersebut juga penting dipertimbangkan karena dalam sebuah pertunjukan komedi selalu ada yang menjadi "korban" bahan lawakan.
"Tapi bagi saya, kita harus berbicara kebenaran dan tidak menjadikan mereka yang sudah jadi korban seksisme, rasisme, agama sebagai korban [lawakan]," ujarnya.
Saat berada di atas panggung, bahan lawakan Sakdiyah seringkali adalah sindiran soal kehidupannya sendiri sebagai seorang Muslimah di Indonesia.
Tapi ia menekankan bahwa yang ia bicarakan adalah bukan soal Islam sebagai agama, melainkan soal Muslim sebagai manusia yang juga punya kesalahan.
"Saya berharap Allah memaafkan saya," ujarnya.
"Bagi saya komedi juga adalah jalan spiritual karena bisa menyelami kehidupan sendiri dan masyarakat dan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang sulit."
Sakdiyah akan tampil di Drill Hall, Multicultural Hub, Melbourne, hari Sabtu (4/05) mulai pukul 4 sore.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia