Saksi Kedua Menyebutkan Perilaku Jessica Tidak Lazim
jpnn.com - JAKARTA - Saksi kedua dalam sidang terdakwa Jessica Kumala Wongso, Marlon Alex Napitupulu mengungkap ada yang aneh dari Jessica.
Dalam kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (20/7), Marlon mengungkap perilaku yang dia maksud itu adalah, Jessica membayar tagihan pesanan di awal.
"Hal itu memang tidak wajar karena biasanya yang mau mentraktir temannya pasti titip uang DP dan melakukan pembayaran di akhir," kata Marlon di depan Majelis Hakim PN Jakarta Pusat, Rabu (20/7).
Menurut Marlon, hal itu tidak lazim. Sebab, Jessica membayar langsung minuman yang dipesan karena ingin mentraktir Wayan Mirna Salihin dan Hani Boon Juwita sebelum bertemu dengan mereka.
"Dia (Jessica) minta close bill saya tanya 'kenapa langsung bayar kak, kan minumannya belum jadi?'. Saya (Jessica) mau traktir teman-teman saya," kata Marlon.
Masih ada lagi. Perilaku Jessica lainnya yang mungkin tidak lazim adalah, Jessica meminta difoto di lokasi dekat kasir Kafe Olivier. "Jessica meminta untuk difoto. Setelah itu saya antarkan dia (Jessica) ke kasir untuk melakukan pembayaran," bebernya.
Marlon juga bersaksi bahwa es kopi Vietnamese yang dipesankan Jessica untuk Mirna, sudah ditaruh dengan sedotan. Menurut kesaksian Marlon, sedotan selalu ada di luar minuman saat penyajian. Biasanya bagian bibir sedotan juga masih terbungkus sebelum diminum pelanggan. (mg4/jpnn)
JAKARTA - Saksi kedua dalam sidang terdakwa Jessica Kumala Wongso, Marlon Alex Napitupulu mengungkap ada yang aneh dari Jessica. Dalam kesaksian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Prahara Rumah Tangga Berujung Petaka, CH Lukai Istri dengan Parang Agar Terlihat Jelek
- Tragis! Ibu dan Anak di Surabaya Tewas Gegara Warisan, Kejadiannya Mengerikan
- Video Narapidana di OI Diduga Berpesta Narkoba di Sel Viral, Ini Kata Kadivpas
- Bea Cukai dan Polri Gagalkan Penyelundupan Narkotika di Bengkalis
- Bea Cukai Musnahkan BKC Ilegal Senilai Rp 52,1 Miliar di Tangerang
- Tim Rimau Polsek Tanjung Batu Tangkap Pencuri Kabel Underground