Saksi Sebut HET Menyebabkan Minyak Goreng Langka di Pasaran
jpnn.com, JAKARTA - Mantan Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Sutedjo Halim menyatakan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng menjadi salah satu penyebab kelangkaan komoditas tersebut di pasaran.
Awalnya, dia mengakui ada distorsi harga antara nilai keekonomian dengan HET minyak goreng.
Menurut dia, ada selisih yang cukup tinggi antara harga produksi minyak goreng dengan HET di pasaran.
"Betul bisa jadi karena ada selisih harga yang cukup tinggi antara harga keekonomian dengan harga di market," kata Sutedjo memberikan kesaksian dalam sidang kasus dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat, Selasa (28/11).
Sutedjo membenarkan HET menjadi salah satu penyebab kelangkaan minyak goreng, bukan karena ekspor yang berlebihan.
"Ada beberapa daerah yang memang menjadi kekurangan atau kelangkaan minyak goreng adanya serbuan masyarakat karena berpikir minyak goreng semakin langka, semakin sulit," urainya lagi.
Sutedjo mengatakan naiknya harga minyak sawit mentah di dunia serta proses distribusi dan logistik yang bermasalah, menjadi penyebab kelangkaan.
Dia juga mengungkapkan situasi global perang antara Ukraina dan Rusia menyebabkan kenaikan harga CPO yang berdampak pada kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng.
Saksi membenarkan HET menjadi salah satu penyebab kelangkaan minyak goreng, bukan karena ekspor yang berlebihan.
- Pemerintah Beberkan Penyebab Harga MinyaKita Meroket
- Pantauan Harga Pangan Menjelang Natal & Tahun Baru
- Minyak Goreng Turun, Harga Telur Ayam Malah Naik
- Seusai Minyak Goreng, Harga Cabai Rawit hingga Bawang Merah Naik
- Harga Minyakita Tak Naik di Semua Daerah, Ah Masa?
- Mendag Klaim Harga Minyakita Bakal Turun Pekan Ini