Saksi Uang
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - DIPERIKSA sebagai saksi tidak selamanya sumpek, apalagi kalau pemeriksanya pintar. Saya lebih sering diperiksa oleh petugas yang pintar-pintar.
Tentu ada kalanya petugas mengajak bicara soal di luar materi pemeriksaan. Misalnya bertanya soal pengalaman saya terkena sakit kanker berat. Sampai harus transplantasi hati.
Ada juga pemeriksa yang berterus terang: mengaku sebagai perokok berat. Ia minta "izin" sesekali meninggalkan ruang pemeriksaan.
Rupanya ia harus merokok dulu. Ia juga heran mengapa saya tidak pernah merokok.
Ada lagi pemeriksa yang pangkatnya tidak tinggi tetapi terlihat mendalami filsafat. Ia bukan lulusan akademi militer. Ia perwira yang direkrut dari universitas umum. Dari fakultas hukum.
Setelah mengajukan beberapa pertanyaan di pokok masalah, ia mengajak bicara soal lain.
Awalnya saya kira itu pertanyaan pancingan. Ternyata sangat ilmiah, penuh dengan nilai filsafat hidup.
"Apakah di dunia ini ada pengusaha yang baik?" tanyanya.