Salah Makan, Menteri Besar New Delhi Terserang Diare
jpnn.com - NEW DELHI - Sebagai aktivis antikorupsi, Arvind Kejriwal memang selalu transparan. Tidak hanya mengenai kebijakan politik, tetapi juga hal-hal pribadi. Tapi Senin lalu (30/12), politikus yang baru saja terpilih sebagai menteri besar New Delhi itu berterus terang soal kondisi kesehatannya.
Ya, Kejriwal memang sedang tidak enak badan. Tepatnya, dia mengalami demam dan diare karena belum bisa beradaptasi dengan makanan ibu kota.
Lantaran salah makan, pria 45 tahun itu terpaksa tidak bisa ngantor. Padahal, Senin lalu merupakan hari pertamanya kerja sebagai menteri besar setelah dilantik akhir pekan lalu. Kondisi itu jelas membuat tokoh berkacamata tersebut kesal.
''Suhu badan 102 derajat (Fahrenheit) sejak kemarin (Minggu),'' tulis Kejriwal di akun Twitter pribadinya. Jika dikonversikan, suhu badan bapak dua anak itu berkisar 38,8 derajat Celsius.
Kondisi demam plus diare tersebut membuat suami Sunita itu kehilangan selera makan. Selain itu, dia terpaksa tidak bisa berangkat ke kantor karena sangat lemah. "Sedih tidak bisa ke kantor hari ini," lanjut Kejriwal melalui akun Twitter resminya yang memiliki lebih dari 961 ribu followers itu.
Padahal, menurut dia, hari pertamanya sebagai menteri besar tersebut sangat dinanti-nantikan. Mantan pejabat pajak itu lantas menyalahkan insiden salah makan yang membuatnya terpaksa bertahan di rumah. (AFP/hep/c15/dos)
NEW DELHI - Sebagai aktivis antikorupsi, Arvind Kejriwal memang selalu transparan. Tidak hanya mengenai kebijakan politik, tetapi juga hal-hal pribadi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan