Salah Saya
Oleh Dahlan Iskan
Perasaan saya biasa saja. Toh saya tahu jantung dan paru-paru saya baik.
Betul juga saya mengikuti keinginan anak-anak. Kalau isolasi di rumah, saya tidak akan tahu kondisi organ-organ tersebut. Jatuhnya hanya menduga-duga. Yang justru bisa bikin was-was.
Saya sudah membawa koper yang disiapkan istri: pakaian dan peralatan mandi. Juga obat-obatan wajib, terkait transplantasi hati dahulu –termasuk obat penurun imunitas.
Saya langsung tidur. Nyenyak. Sambil diinfus vitamin.
Jam 04.00 saya terbangun. Mau kencing. Saya lihat botol infusnya kosong. Saya hubungi perawat. Diganti infus baru dengan isi yang sama.
Saya tidur lagi.
Pagi-pagi suster masuk ruangan. Rutin. Test tekanan darah, oksigen, suhu, dan seterusnya. Hasilnya sama bagus dengan sebelumnya, bahkan suhu badan saya sudah 36,6. Suster lalu mencopot infus yang sudah kosong.
Tidak ada infusan baru.