Salah Saya

Oleh Dahlan Iskan

Salah Saya
Dahlan Iskan di ruang perawatan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Surabaya. Foto: disway.id

Meski video call, saya tidak bisa melihat wajah beliau. Rapat tertutup oleh APD kelas berat. Mungkin beliau juga lagi di rumah sakit.

Saya kangen sebenarnya. Sudah lama tidak bertemu, tetapi ya sudah, ada Covid.

Tak lama kemudian ketua tim dokter masuk kamar, namun saya lagi video call dengan Singapura dan Tiongkok. Beliau keluar lagi ke kamar lain.

Setelah itu saya tidak mau terima telepon. Agar ketika beliau kembali saya sudah siap.

Saya pun diperiksa di bagian dada dan punggung. Dengan stetoskop. Saya disuruh tarik napas dan melepaskannya. Di 8 titik dada dan 8 titik punggung.

Saya tahu itu untuk mendeteksi paru-paru. Yakni organ paling menarik perhatian di pasien Covid-19.

Namanya: dr Hanny Handoko. Laki-laki. Ahli paru dari Unair, Surabaya. Yang pernah memperdalam ilmunya di National University Hospital (NUH) dan Tan Tock Seng Novena. Semuanya di Singapura.

Saya nanti akan bertanya tentang stetoskop yang ia gunakan. Kok berbeda dengan stetoskop biasanya yang kita kenal.

Ternyata hasil PCR itu empat macam: negative, weak positive, positive, dan strong positive. Berarti positif saya ini tidak main-main.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News