Salah Siapa
Oleh Dahlan Iskan
Saya mengerti kejengkelan Amerika itu. Tiba-tiba saja jumlah penderita Covid-19 sudah 46.000. Tadi malam WIB.
Namun saya juga mengerti kejengkelan Tiongkok pada Amerika. Lalu Tiongkok tiba-tiba menutup akses data itu.
Tidak ada penjelasan dari Tiongkok: mengapa lab di Shanghai itu tiba-tiba ditutup. Hanya dua-tiga hari setelah data itu dibuka ke dunia internasional.
Lab di Shanghai itu semula menjadi pusat informasi dunia soal Covid-19. Tiba-tiba saja ditutup. Tidak ada lagi yang bisa menghubunginya.
Tidak hanya itu. Tiongkok juga menolak kedatangan tim dokter Amerika. Yang niatnya untuk membantu mengatasi wabah di Wuhan.
Amerika terus mendesak agar tim medis mereka boleh datang ke Wuhan. Benar-benar untuk membantu Tiongkok --yang mestinya kewalahan.
Namun Tiongkok tetap menolak tawaran itu. Amerika sangat marah atas penolakan itu.
Perang dagang merembet ke perang soal wabah. Menjadi api dalam sekam. Membuat Amerika mendidih di dalam sekam itu.