Salat Istikharah demi Prestasi Anak Didik
Senin, 21 Juni 2010 – 09:42 WIB
Novin mencontohkan, beberapa siswanya rela putus sekolah demi menjalani profesi sebagai cleaning service. "Bagi mereka, uang Rp 300- Rp 400 adalah jumlah yang banyak. Mereka lebih memilih bekerja ketimbang sekolah," katanya.
Baca Juga:
Permasalahan lain yang kerap membuat pusing wanita asal Klaten itu adalah perilaku anak didiknya yang sering kelewat batas. Mereka bisa seenaknya masuk atau keluar kelas tanpa permisi, mengucapkan kata-kata tak senonoh di kelas, hingga mencuri. Untuk perilaku yang terakhir, Novin tidak bisa menoleransi.
Anak kelima di antara enam bersaudara itu mengisahkan, pernah suatu saat dirinya menerima telepon dari pihak keamanan sebuah mal di ibu kota. Pihak keamanan itu mengabarkan bahwa keenam murid perempuannya tertangkap mencuri. "Saya langsung shock begitu mendengar kabar itu. Langsung saya datangi mal tersebut," ujarnya.
Sampai di sana Novin diberondong pertanyaan oleh pihak toko yang barangnya dicuri. Ada empat toko yang kecolongan. Tiga di antaranya mau berdamai. Namun, gerai besar yang satu lebih memilih memolisikan keenam murid Novin. Dia memohon pihak gerai untuk berdamai.
NOVIN Widyawati, satu di antara sekian banyak orang yang peduli dengan dunia pendidikan tanah air. Dia concern dengan pendidikan anak-anak miskin
BERITA TERKAIT
- Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar? Simak Penjelasan Mendikdasmen
- Berdayakan Guru Tunanetra, BAZNAS Gelar Pelatihan Al-Qur'an Braille di Jakarta
- Menyinggung Kasus Supriyani, Irfan: Guru Harus Paham Generasi Alpha
- Rantastia Nur Alangan Bawa UIPM Menuju Akreditasi Internasional
- Mbak Rerie Sebut Permasalahan di Sektor Pendidikan Harus Diurai dari Hulu Hingga Hilir
- GO: Persiapan Matang Penting Bagi Siswa Agar Peluang Lulus Masuk PTN Makin Tinggi