Salat Tarawih Tengah Malam, Pulang Harus Pamitan
jpnn.com - MASYARAKAT Buton masih terus melestarikan budaya warisan lelulur. Misalnya, pelaksanaan salat tarawih pada malam pertama Ramadan yang dilaksanakan tengah malam diawali dengan sebuah tradisi. Jamaah tarawih tak boleh langsung masuk ke Masjid Keraton, namun harus melewati proses adat lebih dulu.
Akhirman-Buton
Bulan Suci Ramadan merupakan sebuah momen penting yang dinatikan dan dirindukan oleh setiap umat muslim. Dimana, dalam bulan ini, segala perbuatan baik seseorang dilipatgandakan oleh Allah SWT. Makanya, seluruh masyarakat muslim meyambut baik dengan penuh kegembiraan akan datangnya bulan Ramadan.
Di Kota Baubau misalnya. Sebagai daerah eks Kesultanan Buton dan menjadi salah satu pintu masuknya ajaran islam pertama di Provisnsi Sulawesi Tenggara, pelaksanaan shalat tarawih begitu sakral.
Berbagai ritual mengiringi setiap tahapan sebelum masuk pelaksanaan ibadah shalat tarawih malam pertama Ramadan.
Kurang lebih 10 menit sebelum jarum jam menunjuk pukul 00:00. Seluruh perangkat Masjid Keraton yang berjumlah 22 orang duduk di "gode-gode" masjid.
Tampak salah seorang perangkat Masjid Keraton bergelar Moji bergegas, kemudian menyuarakan sebuah kalimat. "Tarango tarango tarango, walayikaana walayikayi malono siy bhana bhangu".
Ternyata arti kalimat itu dalam bahasa Indonesia adalah “dengar, dengar, dengar sebelah kanan sebelah kiri, depan dan belakang, malam ini adalah malam pertama sahur.” Sebuah pemberitahuan pada seluruh jamaah untuk malam pertama puasa.
MASYARAKAT Buton masih terus melestarikan budaya warisan lelulur. Misalnya, pelaksanaan salat tarawih pada malam pertama Ramadan yang dilaksanakan
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408