Saling Lempar Otak Percaloan CPNS
Rabu, 03 November 2010 – 06:09 WIB
Polisi itu lantas menunjukkan beberapa berkas lamaran yang diberikan korban kepada para calo. Berdasar sejumlah berkas tersebut, kebanyakan IPK para korban penipuan berada di bawah standar yang ditentukan. Misalnya, korban AR, asal Gresik. Dia berasal dari sekolah tinggi ilmu tarbiyah dengan IPK 2,30. Ada juga seorang korban dari Surabaya yang berinisial FH dari perguruan tinggi Islam. Indeks prestasinya hanya 2,6.
Dengan nilai seperti itu, tentu pelamar CPNS akan gugur pada tes seleksi awal. Hal itu dibenarkan Kepala BKD Surabaya Yayuk Eko Agustin. Menurut dia, tes CPNS di Surabaya menerapkan aturan khusus. Dalam seleksi administratif yang diselenggarakan pada awal, data pelamar akan dicek, termasuk IPK dan akreditasi perguruan tinggi.
Jika berasal dari perguruan tinggi dengan akreditasi A, IPK harus lebih dari 2,75. Jika pelamar berasal dari perguruan tinggi yang hanya terakreditasi B, IPK yang dipatok lebih tinggi, yakni 3,0. "Karena itu, kalau nilainya tidak memenuhi syarat, saya berharap pelamar jangan sekali-kali percaya kepada orang yang menjanjikan bisa masuk jadi CPNS," terangnya. (gun/c12/nw)
SURABAYA -- Meski jajaran Polda Jatim sudah menangkap 15 tersangka, polisi belum menetapkan otak komplotan tersebut. Mungkin, otak kejahatan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Penembakan Siswa SMK oleh Oknum Polisi Cederai Rasa Keadilan Masyarakat
- Hak Konstitusional Firli Bahuri Harus Dihormati
- Jenderal Polri Menjamin Penanganan Kasus Penembakan Siswa Semarang Transparan
- Katarina Minta Jaksa Segera Eksekusi Pelaku Pemalsuan Akta Setelah Kasasi Dikabulkan
- Pensiunan Notaris Diduga Dikriminalisasi dengan Sengketa Perdata yang Dipidanakan
- Kebakaran Melanda Rumah Padat Penduduk di Tanah Abang, Ini Dugaan Penyebabnya