Saling Tawar Sekjen Tak Menguntungkan

Saling Tawar Sekjen Tak Menguntungkan
Saling Tawar Sekjen Tak Menguntungkan
   

Sementara disinggung terkait tradisi blak-blakan ini, pengamat politik LIPI Lili Romli mengatakan, tawar menawar secara transparan dalam tradisi politik di Indonesia memang bisa dibilang baru. Namun sepanjang tidak didasari oleh semangat saling menjatuhkan satu sama lain menurut Lili hal ini wajar saja  dilakukan. Karena pada dasarnya tidak banyak keuntungan politik dari cara mengumbar tawaran posisi seperti ini. Lebih lagi posisi sekjen yang biasanya  dianggap strategis dan menentukan. “Ya ini memang baru. Kalau dulu kan dibilang tabu. Tapi saya kira bagus-bagus saja,” urainya.

Lebih lagi dalam pertarungan politik internal parpol seperti yang terjadi di PD. Menurut Lili pola tawar-menawar posisi seperti ini sebenarnya bisa menjadi  pintu pembuka kepada win-win solution. Dalam pengertian antara kubu kandidat bisa saling share kekuatan tanpa harus mengikuti emosi perang politik yang tidak

berkesudahan.“Seperti di PAN kemarin meski tidak sevulgar Demokrat, Hatta Rajasa akhirnya juga memberikan posisi wakil ketua umum pada Dradjad Wibowo sebagai bentuk win-win solution,” pungkasnya. (did)

JAKARTA- Perang  urat syaraf antar kandidat Ketua Umum Partai Demokrat (PD) sepertinya sudah kian memanas saja. Tidak lagi beradu argument mengenai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News