Salon Diserbu Setelah Empat Bulan Tutup, Lebih Ramai dari Musim Liburan Natal
"Saya nggak eligible untuk [bantuan pemerintah] JobKeeper, jadi benar-benar nggak ada penghasilan, hanya mengandalkan uang tabungan saya," kata Ikhsan kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.
Tetapi Ikhsan juga mengaku sedikit terbantu dalam hal finansial, karena sebelum lockdown ia pindah dan tinggal bersama partnernya, sehingga pengeluarannya tidak sebesar saat ia harus membayar sewa rumah sendiri.
Ikhsan menyambut keputusan Pemerintah Victoria untuk memperbolehkan salon beroperasi karena artinya ia punya penghasilan lagi.
"Mudah-mudahan jangan sampai tutup lagi deh ya, meskipun begitu masuk kerja ini langsung sibuk banget, capek banget."
"Badanku kayak kaget, karena empat bulan nggak ada kegiatan sama sekali. Stress juga waktu itu, terus pas udah mulai kerja stress juga karena overwhelmed," ujar Ikhsan.
External Link: Instagram Salon Unik Thomas
Ikhsan bekerja delapan jam sehari, di luar waktu istirahat selama setengah jam. Dalam tiga hari terakhir, Ikhsan mengaku melayani rata-rata 15 orang pelanggan per hari.
Tidak seperti salon tempat Sastra memangkas rambut, salon tempat kerja Ikhsan tidak mengurangi kapasitas pengunjung.
Salah satu tempat yang diserbu warga Melbourne setelah pekan lalu Premier Daniel Andrews mengumumkan sejumlah pelonggaran pembatasan adalah salon
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?