Sama-Sama Tak Miliki Visi Hukum
Jumat, 19 Juni 2009 – 19:03 WIB
Baik Febri maupun Zainal tidak berani untuk memberikan penilaian kuantitatif (skor) atas penyampaian ketiga capres dalam debat. Alasannya, tidak ada sesuatu yang spektakuler yang diusung ketiga capres. "Tapi dalam tanda kutip, ini melegakan, karena ketiganya punya perspektif untuk memperbaiki negara. Artinya (tanda kutip), dengan pilihan tutup mata pun sama," katanya
Pengamat politik Burhanudin Muhtadi menilai kualitas debat perdana yang dipertontonkan ketiga capres masih di bawah standard. Ketiga capres, ungkap dia, lebih banyak bicara visi, tapi miskin agenda. "Ketiga capres lebih banyak mengajukan list daftar keinginan. Tapi, kurang mengelaborasi aspek teknis dan langkah konkret untuk mencapai good governance," kata peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu.
Mengenai RUU Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang belum disahkan DPR, padahal sudah hampir deadline sampai 19 Desember 2009 ini, Burhan menilai hanya SBY dan JK yang berani memberi solusi konkret.
"SBY meyebut kemungkinan menerbitkan Perpu Tipikor. Jawaban JK juga baik, karena dia akan mendukung langkah SBY soal perpu, karena posisi dia masih sebagai wapres," kata Burhan.
JAKARTA - Pentas debat calon presiden yang dihelat tadi malam, dinilai tidak memunculkan optimisme dalam dunia hukum, khususnya masa depan pemberantasan
BERITA TERKAIT
- Survei PSI: Masyarakat Kaltim Pilih Rudy Mas'ud-Seno Aji
- 12 Jurus Ridwan Kamil Atasi Polusi di Jakarta
- Hadiri Senam Partai 60lkar, Richard Moertidjaya Ajak Masyarakat Terapkan Gaya Hidup Sehat
- Pilkada Kota Yogyakarta: Hasto-Wawan Berkomitmen Menciptakan Hunian Layak bagi Warga
- Jadikan Jatim Tetap Aman, Khofifah-Emil Didoakan Kiai NU Meraih Kemenangan
- Flyer Gugat Dana Kampanye Rano Karno Disabotase, Aksi Mahasiswa Batal