Sama-Sama Tak Miliki Visi Hukum
Jumat, 19 Juni 2009 – 19:03 WIB
Sayangnya, imbuh dia, Megawati justru memberi jawaban blunder dengan kembali memberikan kesempatan kepada DPR. Hal ini bisa menimbulkan antipati dari kalangan kelompok antikorupsi. "Karena DPR sudah terbukti tidak memiliki komitmen untuk mempercepat pengesahan RUU Tipikor yang sangat krusial itu," cetus alumni The Australian National University (ANU) itu.
Burhan juga menyesalkan, pertanyaan mengenai anggaran TNI dan alutsista, serta lumpur Lapindo yang tidak optimal dijelaskan oleh Megawati. Padahal, kedua pertanyaan itu bisa menjadi pintu masuk bagi Megawati untuk menembak kelemahan pemerintahan SBY dalam menangani kasus "kasus tersebut.
"Sayang Megawati gagal manfaatkan kesempatan emas itu untuk menunjukkan dirinya punya solusi jitu," kata Burhan. JK juga hampir sama. Seharusnya, tambah Burhan, JK bisa lebih agresif menjelaskan posisinya untuk membedakan dengan SBY. "Padahal untuk pertanyaan soal alutsista dan lapindo jelas posisi SBY sangat defensif dan normatif," katanya.
Lantas, berapa point mereka - "Untuk debat putaran pertama ini, saya memberi Megawati point 4; JK 5,5; dan SBY 6," jawabnya. Dalam debat tadi malam, ketiga capres didukung dengan tim sukses yang menyaksikan secara langsung. Di kubu Mega tampak Sekjen PDIP Pramono Anung dan Puan Maharani
JAKARTA - Pentas debat calon presiden yang dihelat tadi malam, dinilai tidak memunculkan optimisme dalam dunia hukum, khususnya masa depan pemberantasan
BERITA TERKAIT
- KSPSI Siap Memenangkan Pramono Yang Perjuangkan UMP Terbaik
- Survei PSI: Masyarakat Kaltim Pilih Rudy Mas'ud-Seno Aji
- 12 Jurus Ridwan Kamil Atasi Polusi di Jakarta
- Hadiri Senam Partai 60lkar, Richard Moertidjaya Ajak Masyarakat Terapkan Gaya Hidup Sehat
- Pilkada Kota Yogyakarta: Hasto-Wawan Berkomitmen Menciptakan Hunian Layak bagi Warga
- Jadikan Jatim Tetap Aman, Khofifah-Emil Didoakan Kiai NU Meraih Kemenangan