Samanhudi dan Revans

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Samanhudi dan Revans
Polisi menggiring M Samanhudi Anwar yang menjadi tersangka kasus perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar. Foto: ANTARA/Willi Irawan

Ketika itu, SBY yang menjadi menteri di kabinet Mega menolak menjadi calon wakil presiden Megawati.

SBY maju sendiri sebagai calon presiden bersama Jusuf Kalla dan berhasil mengalahkan Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Megawati sakit hati karena merasa dikhianati oleh SBY.

Sakit hati itu menjadi dendam politik yang yang berkepanjangan sampai hampir 20 tahun.

Persaingan politik yang keras tidak selalu terjadi antara orang-orang yang berbeda partai.

Disertasi Kuskridho Ambardi di Ohio State Univesity yang menjadi buku berjudul "Mengungkap Politik Kartel: Studi mengenai Sistem Kepartaian Indonesia Era Reformasi" (2009), mengungkap bahwa persaingan keras justru terjadi pada kuadran ideologi yang sama.

Partai-partai Islam akan bersaing keras dengan sesama partai Islam ketimbang dengan partai yang berada pada kuadran ideologi yang berbeda.

Pada tataran mikro hal itu tercermin pada persaingan yang keras antar sesama kader partai.

Samanhudi ditangkap polisi karena diduga menjadi otak perampokan dan penyekapan Wali Kota Blitar Santoso di rumah dinas, Desember 2022 lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News