Sambil Tersenyum, BTP Ungkap Alasan Gabung PDIP
jpnn.com, BALI - Basuki Tjahaja Purnama alias BTP mengonfirmasi sudah bergabung bersama PDI Perjuangan. Pria yang baru keluar penjara 24 Januari lalu tersebut memastikan hal tersebut di kantor DPD PDI Perjuangan Bali di Denpasar, Jumat (8/2) kemarin.
Ahok, panggilan lain BTP, tampak bersama Gubernur Bali Wayan Koster bersama wakilnya Cok Ace, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, Ketua DPRD Denpasar Gusti Ngurah Gde Agung dan lainnya.
Selama tak kurang dari satu jam, Ahok dan para petinggi PDIP di Bali itu melakukan pertemuan tertutup. Saat keluar dari ruangan, Ahok tak banyak omong.
“Kebetulan saya hanya mau jalan-jalan saja, wajar kan, setelah lama dikurung, saya ingin jalan-jalan selama dua setengah bulan,” ungkap calon suami mantan anggota Polwan Puput Nastiti Devi.
Disinggung mengenai keterlibatannya dengan Partai PDI Perjuangan, sambil tersenyum BTP hanya menjawab singkat. “Ya memang karena segaris dengan ideologi saya,” tutur BTP.
Sementara itu, Adi Wiryatama mengungkapkan bahwa BTP sudah anggota PDIP perjuangan. “Dia sudah punya kartu PDIP perjuangan mulai tanggal 26 Januari. Sudah resmi,” ungkap Adi Wiryatama.
Terkait kehadiran di Bali, Adi mengatakan BTP selaku anggota PDIP perjuangan tentu bersilaturahmi dengan anggota PDIP Bali. “Jadi sambil beliau berkeliling. Artinya bersilaturahmi ke kantor PDIP Bali, sebagai satu wadah dengan kami di PDI Perjuangan,” pungkasnya. (rb/ara/mus/jpr)
Setelah lama dikurung di penjara, ahok mengaku ingin jalan-jalan selama dua bulan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pramono-Rano Bisa Menang Satu Putaran Jika Anak Abah-Ahoker Bersatu
- Pramono Dinilai Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati karena Faktor Ahok
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Momen Ridwan Kamil Soroti Kerja Ahok dan Anies di Debat Pilgub Jakarta
- Ketika Ridwan Kamil Jadikan Ahok & Anies Sasaran Tembak di Debat Terakhir
- Sindir Pram-Rano di Debat, Ridwan Kamil Menyeret Nama Ahok