Sampai Kapan
Oleh: Dahlan Iskan
Di saat Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden, Minggu lalu saya sedang bertemu sekitar 50 anggota HPN Ponorogo. Di restoran "mewah" karena benar-benar mepet sawah.
HPN, Anda sudah tahu: singkatan Himpunan Pengusaha Nahdliyin. Pengusaha NU. Masih muda-muda. Mereka sangat merasakan lesunya daya beli masyarakat.
"Apakah benar lesu?" tanya saya. "Bukankah ada yang berteori ekonomi sebenarnya tidak lesu? Katanya, yang terjadi adalah peralihan. Beralih dari offline ke online. Bukan lesu," sambung saya.
Saya pun ditertawakan.
Anggota HPN itu hampir semua pengusaha lama. Sudah lolos dari masa-masa jatuh-bangun. Hanya satu orang yang usahanya baru berumur tiga tahun.
Salah satu di antara mereka itu ada yang usaha katering. Awalnya pemasok ayam lodoh untuk banyak restoran bermenu masakan khas Trenggalek-Tulungagung itu, tetapi tidak punya kokinya. Dia bikin ayam lodoh beku. Dikirim sampai ke Tegal dan Purwokerto.
Namanya: Riyan Rahmawan. Nama usahanya: katering Doro Gepak.
Sejak Covid-19 terjadi perubahan drastis: pesanan online lebih banyak. Bahkan dari luar negeri: Taiwan, Hongkong, Korea, Jepang.
Kalau melihat pidato pertama Presiden Prabowo di saat pelantikan rasanya menjanjikan. Akan tetapi Anda sudah tahu: pidato sudah lama tidak bisa dipegang.
- Prabowo Lantik Ace Hasan Sebagai Gubernur Lemhanas
- Kemarin Sudah, Hari Ini juga, Luhut Dapat 2 Jabatan di Pemerintahan Prabowo
- Raffi Ahmad hingga Gus Miftah Dilantik Prabowo Jadi Utusan Presiden
- Prabowo Lantik 7 Penasihat Presiden, Ada Wiranto hingga Luhut Binsar
- PDIP Tak Masuk Pemerintahan Prabowo, Pengamat: Bikin Lega Anak Bangsa
- Raffi Ahmad Utusan Khusus Presiden Prabowo? Sudah Ada Perpres, Ini Tugasnya