Sampai Kiamat tak Akan Minta Maaf

Sampai Kiamat tak Akan Minta Maaf
Hikmahanto Juwana. Foto: perspektifbaru.com

Harus fokus, ini apa masalahnya. Harus juga disadari, Edward Snowden sudah berhasil mengadu-domba Indonesia dengan Australia. Jadi tak perlu memutus hubungan diplomatik dengan Australia. Amerika saja dengan musuh bebuyutannya, Kuba, masih menjalin hubungan diplomatik. Begitu juga, Amerika dengan Korea Utara juga masih menjalin hubungan diplomatik.

Jadi mestinya langkah apa yang tepat menurut Anda?

Ini sebenarnya Australia sudah mempersilakan Indonesia untuk marah. Marahlah, tapi jangan tuntut kami (Australia, red) meminta maaf dan memberikan klarifikasi. Karena sampai kiamat pun, Australia tidak akan meminta maaf. Kita pun, jika menyadap pejabat negara lain dan ketahuan, kita juga tidak akan meminta maaf. Itu sudah biasa terjadi dalam hubungan antarnegara.

Menurut Anda Australia sudah menyadari kesalahannya?

Iya, buktinya, begitu Dubes kita di Australia ditarik pulang, Australia tidak membalasnya dengan menarik Dubesnya di Jakarta. Tapi pemerintah kita masih saja mendesak Australia minta maaf dan memberikan klarifikasi. Itu tidak mungkin dilakukan Australia. Karena kalau sampai minta maaf, maka Malaysia, China, juga akan menuntut permintaan maaf.

Jadi tidak perlu ada langkah lebih keras lagi dari pemerintah RI?

Nah, kalau mau lebih keras lagi, saya usulkan usir saja diplomat Australia yang ada di Indonesia, tapi jangan dubesnya. Cara ini biasa dilakukan ketika terjadi hubungan dingin antardua negara. Kalau diplomatnya diusir tapi Australia merasa tidak bersalah, pasti nanti akan membalasnya dengan mengusir diplomat kita yang ada di sana.

Apa bedanya aksi pengusiran dengan pemutusan hubungan diplomatik?

PEMERINTAH Australia belum juga menyampaikan permintaan maaf atas ulah badan intelijennya yang menyadap ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News