Sampaikan Pidato Kebangsaan di CSIS, Gus Muhaimin Sebut 3 Fenomena Besar Abad ke-21
”Setelah saya masuk di CDI, saya menyaksikan langsung bahwa conflict of civilization itu terjadi betul. Bagaimana kesalahpahaman perbedaan bahkan kecurigaan yang keras anrata agama dan Barat itu saya lihat sendiri. Kampanye-kampanye yang kuat teman-teman ketum partai-partai anggota CDI, terutama di Eropa, memang modal kampanyenya adalah anti Islam. Ini kemudian mengkristal menjadi persepsi negatif di kalangan gerakan Islam dan Islam menjadi negatif di kalangan mereka,” tuturnya.
Setelah PKB bergabung di CDI, kata Gus Muhaimin, dirinya kemudian menjelaskan dan membuka pandangan baru tentang Islam yang sesungguhnya yang ada di Indonesia.
”Mereka terbelalak dan melihat fakta Islam Indonesia yang berbeda sekali dengan apa yang terjadi di belahan dunia manapun. Bahkan, tahun lalu saya kumpulkan semuanya di Jakarta, ketemu Presiden juga, di Yogyakarta saya bawa ke pesantren, banyak perdana menteri yang hadir, mereka menyaksikan langsung Islam Indonesia, Islam yang rahmatan lil alamin. Mereka terkaget-kaget melihat apa yang terjadi di Indonesia ini berbeda dengan apa yang mereka saksikan di tingkat global,” kata Gus Muhaimin.
Namun, menurutnya, fakta bahwa agama adalah kekuatan harus dilihat sebagai kenyataan yang harus diantisipasi sehingga produktif bagi kemajuan.
”Oleh karena itu, akhir tahun lalu, kita melakukan kampanye Islam rahmatan lilalamin, Islam for Peace dan seterusnya sangat efektif, dan alhamdulillah Islam kebangsaan kita ini bukan hanya bisa diterima di tanah air. Indonesia telah berkontribusi yang sangat luar biasa bagi hubungan agama dan negara,” katanya.
Hubungan yang sudah final antara cara pandang agama dan negara, kata Gus Muhaimin, menjadi modal besar Indonesia untuk mengatasi keadaan hari ini dan masa-masa yang akan datang.
”Perlu ada dialog yang produktif dan kondusif sehingga kecurigaan antara kekuatan ekonomi global, ekonomi pasar dengan Islam atau Islam dengan negara-negara Barat menjadi dialog yang produktif di masa yang akan datang,” paparnya.
Fenomena ketiga di Abad-21, kata Gus Muhaimin, yakni kemajuan pasar dan ekonomi yang mendikte semua. Saat ini, negara dan pemerintah juga terkaget-kaget dengan ekonomi pasar, terutama e-commerce yang bergerak dengan sangat cepat, terutam financial technology (fintech).
Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengatakan setidaknya ada tiga fenomena besar yang terjadi pada Abad-21 ini.
- Cucun Hadiri Kolaborasi Medsos DPR RI dengan Masyarakat Digital di Lembang
- SHP Pemprov Bali Belum Dicoret dari Daftar Aset, Wayan Sudirta DPR Minta Penjabat Gubernur Taati Hukum
- Melly Goeslaw: Revisi UU Hak Cipta Solusi Hadapi Kemajuan Platform Digital
- Komisi III DPR Menghadapi Dilema dalam Memilih Pimpinan dan Dewas KPK, Apa Itu?
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia
- Kiai Ma'ruf: PKB Konsisten Memperjuangkan Nilai-Nilai Keberagaman