SamSons Berhasil Jual Orkestra

JAKARTA – Grup band SamSonS prihatin dengan kondisi industri musik Indonesia saat ini. Dari data yang mereka dapat, setiap musisi yang merilis album tidak bisa menembus penjualan lebih dari 300 ribu kopi. Kebanyakan jauh di bawah itu.

  Dengan demikian, band yang beranggota Bams (vokal), Irfan (gitar), Erik (gitar), Aldri (bas), dan Konde (drum) itu sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Samsonia –sapaan pendukung SamSonS– karena album kedua, Penantian Hidup, bisa terjual lebih dari 200 ribu kopi.

   Terlebih, album tersebut menggunakan unsur orkestra yang sangat kuat. Padahal, kata Irfan, biasanya, musik orkestra sulit dijual. ”Memang benar, bahkan kata pemusik orkestra sendiri, termasuk Erwin Gutawa, musik itu sulit diterima. Tapi, yang kami kemas di album Penantian Hidup ternyata diterima masyarakat,” paparnya saat jumpa pers di Hotel Ikon, Kemang, Jakarta, Senin (14/7).

  Sebagai wujud terima kasih kepada Samsonia, Bams dan kawan-kawan menghadiahkan album Penantian Hidup Platinum Edition (Repackage) berisi tiga lagu baru, yakni Hening, Devil’s Box, dan Tak Bisa Memiliki. Sisanya diambil dari lagu sebelumnya.

   Meski hanya tiga lagu, pengerjaan album itu, menurut Bams, tidak berbeda dengan pengerjaan album penuh. ”Kami bikin album kedua, rekamannya 28 hari, sedangkan ini, tiga lagu saja bisa sampai 20 hari,” ungkapnya.

  Yang lebih membanggakan lagi, lagu-lagu SamSonS sejak album Naluri Lelaki sampai Penantian Hidup laris di-download untuk ring back tone (RBT) ponsel. Aktivasinya mencapai 6,8 juta, sedangkan totalnya mencapai 11 juta. ”Katanya rekor di dunia. Tapi, mungkin ada peningkatan lagi karena tutup bukunya 30 Juni 2008, saya belum tahu,” jelas Irfan.

  Penyumbang terbanyak aktivasi nada sambung pribadi itu adalah lagu Kenangan Terindah mencapai empat juta, disusul lagu Bukan Diriku sekitar dua setengah juta aktivasi. (gen/tia)