Sandi Berteriak di Tengah Ratusan Pedagang Pasar, Sebut Ada Praktik Jual Beli Kios
Dia mengatakan petugas pasar yang datang memiliki form pembelian kios secara rinci.
“Pakai seragam. Kebetulan kios saya turunan dari om saya kemudian ke papa saya, mama saya engggak ada, terus saya yang ngurusin,” paparnya.
Sandi mengeklaim, banyak para pedagang Pasar Legi yang mengalami kasus serupa seperti dirinya, tetapi enggan dilontarkan di forum.
“Mau berkoodinasi dengan paguyuban, paguyuban diam-diam saja, buat apa,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan tersebut, Kepala Disdag Surakarta Heru Sunardi menegaskan pemerintah tidak pernah menjual kios.
Pemerintah, kata dia, hanya melayani permohonan baru apabila ada sisa kios atau los dan itu diatur dalam Perda.
“Malah saya pertanyakan, kok mereka dulu beli, beli dengan siapa? Kalau mereka membeli saya suruh datang ke kantor bawa bukti-bukti” ungkapnya setelah sosialisasi.
Heru menambahkan kepemilikan kios dan los lebih dari satu adalah hal biasa. Berdasarkan pengelompokan, dari total 316 kios hanya ada 171 pemilik, sedangkan dari 2.110 los hanya ada sekitar 1.000 pemilik.
Pedagang pasar menduga sebelumnya ada praktik jual beli kios atau lapak padahal seharusnya tidak ada.
- Khofifah: Aspirasi Pedagang Pasar jadi Sumber Semangat Kemajuan Jatim
- Pemimpin Amanah, Khofifah Tuai Dukungan Lanjut 2 Periode dari Sejumlah Pedagang Pasar Besar Ngawi
- Gabung Relawan Huma Betang, Pedagang Pasar Kalteng Deklarasi Dukung Agustiar-Edy
- Ratusan Pedagang JPM Tanah Abang Berdemo, Ini Tuntutan Mereka
- Cabup Bojonegoro Setyo Wahono Pastikan Pasar Tradisional menjadi Daya Tarik Pengunjung
- Aspirasi Pedagang Tak Didengar, Harga Kios Pasar 16 Ilir Palembang Tetap Rp 180 Juta