Sandiaga Uno Pertimbangkan Pembukaan Pintu Wisata Aceh untuk Turis Mancanegara

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pihaknya memberi kesempatan bagi Aceh menyampaikan permohonan pengajuan pembukaan pintu wisata untuk wisatawan mancanegara.
Sandiaga mengatakan DPR Aceh dapat menyampaikan permohonan mengenai kondisi pandemi di Aceh untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum membuka pintu wisata untuk turis asing.
“(Surat) untuk kami pertimbangkan pada rapat evaluasi berikutnya,” kata Sandiaga saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh, beberapa waktu lalu.
Saat ini, Indonesia telah membuka kembali pintu bagi wisatawan mancanegara di Bali dan Kepulauan Riau sejak 14 Oktober lalu. Pembukaan tersebut juga berpotensi dilakukan di daerah-daerah lain.
“Oleh karena itu kami menunggu surat resmi untuk mengajukan, karena sekarang sudah ada Bali dan Kepri yang sudah dibuka mulai 14 Oktober lalu,” kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga, dirinya telah mendengar keluhan dari masyarakat terkait dengan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara ke Aceh selama pandemi, terutama turis asal Malaysia. Penurunannya mencapai lebih dari 70 persen.
“Kita ingin membuka. Saya dengar cerita banyak wisatawan dari Malaysia ke sini karena mereka merasakan keindahan alam dan ini menjadi sumber dari ekonomi masyarakat di sini,” kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan tren penambahan kasus Covid-19 telah menunjukkan penurunan dalam beberapa pekan terakhir.
Menparekraf Sandiaga Uno memberi kesempatan bagi Aceh menyampaikan permohonan pengajuan pembukaan pintu wisata untuk wisatawan mancanegara.
- Program Si Iklas Besutan Sandiaga Uno Hadirkan Pelatihan Kedua, Diikuti 50 Peserta
- Menhut dan Titiek Soeharto Kunjungi Titik Nol Sabang, Ikon Aceh untuk Negeri
- Kebakaran Menghanguskan 18 Rumah Dinas TNI di Aceh
- Ini Identitas Korban Minibus Masuk Jurang di Sabang, 1 Tewas
- 8 Orang Tewas Kecelakaan Selama Arus Mudik 2025 di Aceh
- ISACA Indonesia Lantik Pengurus Baru 2025-2027 di Annual General Meeting 2025