Sandiaga Uno tidak Mau Bahas Lagi Soal Utang Anies Baswedan
“Kenapa selesai? Karena di perjanjian itu tertulis kalau kalah, Anies harus mengembalikan semuanya, semua biaya-biaya pada saat pemilihan gubernur, tetapi bila menang, selesai," tambahnya.
Hendri mengungkapkan terdapat perjanjian tertulis yang menjelaskan kesepakatan tersebut.
Salah satunya isinya, jika Anies Baswedan berhasil memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017, maka pihak Anies pun beranggapan bahwa perihal pinjaman Rp 50 miliar tersebut telah selesai.
"Jadi, pokoknya beres, deh. Enggak usah dibalikin. Ini budaya baru dalam kontestasi pilkada," kata Hendri.
Dengan adanya perjanjian seperti itu, Hendri menilai seorang kepala daerah jadi bisa fokus bekerja melayani rakyat, alih-alih berpikir mengenai bagaimana cara membayar pinjaman ketika berkontestasi.
Ketika disinggung apakah isu pinjaman Rp 50 miliar diangkat untuk mengganggu atau mencitrakan Anies Baswedan tidak berkomitmen kepada pihak yang membantunya dalam pemenangan pilkada, Hendri menyatakan bahwa justru isu itu menunjukkan Anies menjalankan komitmennya sesuai perjanjian.
"Kenapa kemudian hal ini diangkat tiba-tiba, (saya) enggak tahu. Mungkin untuk mengganggu atau mencitrakan Anies enggak komit. (Pinjaman) Bukan diikhlasin, bukan lunas, tetapi selesai karena Anies menang dalam Pilgub Jakarta. Jadi, begitu ceritanya," kata Hendri Satrio. (antara/jpnn)
Sandiaga Uno sudah salat istikharah. Dia tidak mau lagi membahas soal utang Anies Baswedan. Fokus menatap masa depan, terlebih sebentar lagi ada Pemilu 2024.
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Herwyn Minta Jajaran Bawaslu Daerah Terus Bangun Komunikasi
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk