Sandingkan & Bandingkan

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Sandingkan & Bandingkan
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Ilustrator: Sultan Amanda/JPNN

Anies menyindir pihak yang menurutnya takut kehilangan kekuasaan sehingga melakukan intervensi terhadap proses pemilu. Anies mengingatkan bahwa cawe-cawe terhadap proses pilpres adalah indikasi adanya abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan.

Anies menganggap hal itu mencederai proses demokrasi. Anies menyoroti kebijakan rezim yang tidak melahirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai amanat konstitusi.

Anies mengatakan bahwa persoalan pemilu bukan sekadar pertanyaan mengenai melanjutkan atau tidak melanjutkan program pemerintah sebelumnya. Pemilu adalah proses menengok dan mengevaluasi kembali apakah tujuan bernegara sudah berada pada track yang benar.

Anies secara terbuka mengatakan bahwa lawan yang dihadapinya pada Pemilu 2024 mempunyai sumber daya yang sangat besar dan tidak terbatas.

Meskipun Anies tidak menyebut secara spesifik, sudah jelas bahwa yang disindirnya ialah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, dua tokoh yang didukung rezim. Dua nama itu merupakan kandidat yang paling potensial menjadi pesaing Anies pada kontestasi 2024.

Perang terbuka tidak terhindarkan lagi. Anies sudah menarik garis demarkasi dan menempatkan dirinya pada posisi berseberangan dengan kekuasaan.

Partai-partai pendukung Anies pun melakukan kor yang senada, mendesak pemerintah menghentikan upaya intervensi terhadap proses pemilu.

Jokowi menjadi sorotan tajam karena manuvernya yang makin kentara dalam membela Ganjar Pranowo sebagai capres yang didukung oleh PDIP. Jokowi mengundang para pemimpin parpol pendukung rezim ke Istana.

Anies Baswedan sudah menarik garis demarkasi dan menempatkan dirinya pada posisi berseberangan dengan kekuasaan. Perang terbuka tidak terhindarkan lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News