Sandingkan & Bandingkan

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Sandingkan & Bandingkan
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Ilustrator: Sultan Amanda/JPNN

Manuver ini dikecam sebagai penyelewengan kekuasaan karena menjadikan istana seolah sebagai posko pemenangan.

Serangan terbuka terhadap Jokowi gencar bermunculan. Pidato terbuka Anies di Senayan makin menegaskan serangan itu.

Anies mengandalkan kekuatan relawan untuk menghadapi kekuatan yang mempunyai sumber daya tidak terbatas itu.

Dikotomi antara kedua kubu tidak bisa dihindarkan. Ganjar Pranowo dianggap sebagai ’petugas partai part two’ karena mendapatkan penugasan dari PDIP sebagai calon presiden.

Kubu Anies melawan narasi itu dengan menempatkan Anies sebagai ‘petugas rakyat’.

Jokowi dianggap memakai Istana Negara sebagai posko pemenangan capres dukungannya. Kubu Anies melawan narasi itu dengan membentuk posko rakyat atau poskora.

Para sukarelawan Anies melakukan deklarasi untuk membentuk posko rakyat, sekaligus pos komando sukarelawan Anies untuk melawan narasi pos komando Istana.

Sukarelawan Anies melakukan deklarasi dengan membentuk 100 poskora di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Gerakan ini bisa disebut mirip dengan langkah PDIP pada masa awal reformasi, ketika membentuk posko-posko pemenangan dengan memanfaatkan gardu maupun pos kamling di kampung dan desa.

Anies Baswedan sudah menarik garis demarkasi dan menempatkan dirinya pada posisi berseberangan dengan kekuasaan. Perang terbuka tidak terhindarkan lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News