Sandingkan & Bandingkan
Oleh Dhimam Abror Djuraid
Manuver ini dikecam sebagai penyelewengan kekuasaan karena menjadikan istana seolah sebagai posko pemenangan.
Serangan terbuka terhadap Jokowi gencar bermunculan. Pidato terbuka Anies di Senayan makin menegaskan serangan itu.
Anies mengandalkan kekuatan relawan untuk menghadapi kekuatan yang mempunyai sumber daya tidak terbatas itu.
Dikotomi antara kedua kubu tidak bisa dihindarkan. Ganjar Pranowo dianggap sebagai ’petugas partai part two’ karena mendapatkan penugasan dari PDIP sebagai calon presiden.
Kubu Anies melawan narasi itu dengan menempatkan Anies sebagai ‘petugas rakyat’.
Jokowi dianggap memakai Istana Negara sebagai posko pemenangan capres dukungannya. Kubu Anies melawan narasi itu dengan membentuk posko rakyat atau poskora.
Para sukarelawan Anies melakukan deklarasi untuk membentuk posko rakyat, sekaligus pos komando sukarelawan Anies untuk melawan narasi pos komando Istana.
Sukarelawan Anies melakukan deklarasi dengan membentuk 100 poskora di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Gerakan ini bisa disebut mirip dengan langkah PDIP pada masa awal reformasi, ketika membentuk posko-posko pemenangan dengan memanfaatkan gardu maupun pos kamling di kampung dan desa.
Anies Baswedan sudah menarik garis demarkasi dan menempatkan dirinya pada posisi berseberangan dengan kekuasaan. Perang terbuka tidak terhindarkan lagi.
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk
- Analisis Qodari Soal Pilkada Jakarta 2024, Soroti Sikap Anies Dukung Pram - Rano
- Sikap Anies Belum Tentu Bikin Anak Abah Mendukung Pramono Anung
- Inilah Bukti Pengaruh Kuat Anies Baswedan, Bakorsi Berubah Haluan
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku