Sanepa Anies

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sanepa Anies
Spanduk bertuliskan "Anies Baswedan Presiden 2024" terpasang di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (16/10). Foto: Dean Pahrevi/JPNN.com

Penyebutan itu berbau prejoratif yang merendahkan dari Fadli.

Padahal cerita Petruk Dadi Ratu menyisipkan kisah pemberontakan orang biasa terhadap kekuasaan oligarki elitis para Dewa.

Petruk membongkar oligarki itu. Tetapi, kualitas intelektual Petruk yang terbatas akhirnya membuat kepemimpinannya kacau balau.

Fadli Zon dan Fahri Hamzah menyebut Jokowi sebagai ‘’plonga-plongo’’. Baik Fadli maupun Fachri tidak punya latar belakang budaya Jawa.

Bagi orang Jawa Fadli dan Fahri disebut sebagai ‘’gak jowo’’ tidak Jawa, yang berarti belum matang dalam bersikap. 

Akan tetapi, diksi plonga-plongo yang dipakai ‘’ganda putra’’ Fadli-Fahri itu menjadi diksi yang sangat populer dan menjadi kosa kata baru dalam kamus politik Indonesia.

Gaya politik Jokowi yang sederhana dan merakyat itu di mata banyak orang menjadi plus, tetapi di mata Fadli dan Fahri menjadi minus.

Era Jokowi segera berakhir, dan akan muncul era baru.

Anies Baswedan menjadi antitesis Jokowi dalam banyak hal. Intelektualitas hanya salah satu di antaranya saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News