Sang Gubernur Ikut Kepincut Karya ‘Manusia Robot’
“Anggaran buat rumah sederhana nanti kita pikirkan, apa pakai uang pemerintah atau uang saya. Kalau perpanjang kontrak lahan yang dijadikan bengkel ini 10 tahun lagi dari saku saya, di sini (lahan 2 are), kita akan buat rumah di belakang untuk mereka. Sementara di depan ini (tempat berdiri) kita buat bengkel yang baik dan bersih, jangan sungkan. Jika butuh alat bengkel apa saja, tinggal bilang, pasti saya belikan yang baru," papar gubernur.
Tapi, karena tak ingin mendahului Tawan, gubernur sempat bertanya apakah dirinya nyaman menetap di bengkelnya sekarang.
“Nyaman pak gubernur,” kata Tawan.
Gubernur pun langsung memerintahkan stafnya untuk mencari pemilik tanah. “Cari pemilik tanah sekarang. Saya akan perpanjang kontrak tanahnya. Saya siap bayar sekarang,” tandas Pak Gub.
Reaksi spontan gubernur mengundang keharuan Tawan dan keluarganya. Mereka berurai air mata saat gubernur bersedia membiayai sewa kontrak lahan dan membangunkan rumah untuk mereka. “Terima kasih pak gubernur. Mohon maaf, kami tidak bisa membalas kebaikan bapak gubernur,” kata Tawan.
Rasa haru Tawan tidak berhenti di sana. Pasalnya, sesaat kemudian gubernur mengeluarkan amplop warna cokelat.
“Saya ada rezeki sedikit untuk Pak Tawan. Jujur nilainya cuma Rp 50 juta. Ini bukan uang dari pemerintah, tapi dari kantong pribadi saya, istri dan anak-anak saya. Mereka terharu saat membaca di media massa melihat kerja keras bapak yang tidak surut semangatnya meski banyak memiliki keterbatasan fisik,” urai gubernur.
Tawan, istri dan anak-anaknya hanya bisa tertunduk menahan tangis saat bingkisan amplop itu diberikan gubernur kepada mereka.
TAWAN alias Sutawan alias I Wayan Sumardana, warga Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Manggis, Karangasem, mendadak terkenal se-antero Bali. Wayan “Iron
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala