Sang Kaisar

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sang Kaisar
Roman Abramovich. Foto: Reuters

Perang Rusia vs Ukraina menyadarkan dunia mengenai hubungan sepak bola dengan politik. Banyak yang tidak menyadarinya. Banyak yang mengira sepak bola imun dari politik. Sekarang semua tersadar bahwa sepak bola lebih dari sekadar olahraga.

Abramovich pontang-panting menjadi perantara perundingan damai antara Rusia dengan Ukraina. Dia bolak-balik dengan jet pribadinya dari Kiev ke Istanbul untuk menjadi broker perundingan damai. Abramovich ingin perang segara diakhiri. Itulah pendekatan khas seorang pengusaha. Namun, para politisi Kremlin yang doyan perang punya pandangan berbeda.

Abramovich dianggap pengkhianat karena ingin mengakhiri perang. Dia pun menjadi target pembunuhan. Dalam sebuah perundingan di Kiev ia diracun. Tanda-tanda keracunan tampak di tubuh Abramovich yang terlihat kurus kering dan semua rambut, dan jenggotnya, memutih penuh uban.

Ketika Abramovich menjadi orang usiran di Eropa dia mendapatkan perlindungan di Turki. Kapal pesiarnya yang mewah, antipeluru, dan dilengkapi dengan peluru kendali merapat di pelabuhan Turki. Pesawat-pesawat pribadi Abramovich diparkir di lapangan terbang Tukri, dan sebagian kekayaan Sang Kaisar juga mulai diparkir di Turki.

Sebuah berkah yang tidak terhingga. Bagi Liga Turki kehadiran Abramovich sudah pasti akan mendongkrak gengsi dan prestasi sepak bola Turki. Selama ini Turki dipandang sebelah mata di Eropa.

Secara geografis Turki bertetangga langsung dengan Eropa. Karena itu Turki ingin menjadi bagian dari Masyarakat Eropa dan sekaligus ingin menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Namun, orang-orang Eropa yang sombong dan angkuh memicingkan mata kepada Turki.

Abramovich akan mengubah perimbangan itu dalam waktu semalam. Sang Kaisar membuktikannya dengan mentransformasi Chelsea dari klub medioker menjadi klub papan atas yang disegani di Eropa. Tidak akan butuh waktu lama bagi Goztepe FC untuk bertransformasi dari klub yang tidak dikenal menjadi klub hebat di Eropa.

Turki yang selama ini diremehkan dan menjadi negara pariah di Eropa akan bertransformasi menjadi kekuatan yang diperhitungkan di Eropa. Perimbangan kekuatan geo-politik internasional antara Rusia dengan Amerika dan Eropa akan banyak ditentukan oleh Turki sebagai penyeimbang kekuatan atau balancing power.

Dalam waktu beberapa tahun saja Sang Kaisar mampu menundukkan Inggris dengan menjadikan Chelsea tiga kali juara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News