Sang 'Profesor' Menyesal tak Bisa Berbahasa Inggris

Sang 'Profesor' Menyesal tak Bisa Berbahasa Inggris
Lasiyo saat ditemui di kediamannya di Dusun Ponggok, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Sabtu (5/11/2016). FOTO: FOLLY AKBAR/JAWAPOS

Siapa sangka, pria jebolan kejar paket B (setara SMP) itu mampu menghasilkan pestisida pertanian yang berkualitas. Di antaranya pestisida nabati yang bisa membuat bonggol pisang sehat dan bebas hama.

Juga ada ramuan perangsang tumbuh kembang pohon pisang yang sanggup memotong masa pembibitan dari empat bulan menjadi dua bulan.

Penemuan ramuan perangsang tanaman itu terbilang cukup unik. Bukan dari buku-buku ilmiah, ide tersebut lahir dari eksperimennya yang berbau spekulatif.

Lasiyo memadukan bawang merah dan kucai sebagai bahan ramuan. Dia sempat menguji coba ramuannya itu di tanaman lain. ”Saat mencangkok pohon melinjo, yang saya olesi (ramuan itu) dalam 1,5 bulan sudah keluar akarnya. Sedangkan yang tidak saya olesi baru keluar enam bulan kemudian,” jelas mantan buruh toko bangunan tersebut.

Tak ingin sukses sendiri, ramuan itu dia bagikan kepada warga di dusunnya. Belakangan Lasiyo juga mulai memproduksi ramuannya tersebut untuk dijual umum.

”Biasanya awalnya mereka saya kasih dulu. Saya tidak mau memaksa orang untuk membeli. Baru setelah cocok, biasanya mereka mau membeli.”

Seiring berjalannya waktu, Lasiyo mulai mendatangkan varietas-varietas pisang lainnya dari berbagai tempat.

Khususnya pisang-pisang lokal Indonesia. Tujuannya, bisa ikut menjaga varietas pisang-pisang lokal itu dari kepunahan.

IDE Lasiyo membudidayakan pisang di dusunnya membawa kesejahteraan bagi warga. Kesuksesannya menemukan pupuk-pupuk nabati membuat peneliti dari berbagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News