Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana

Album rekaman pertama Titiek Puspa  itu berupa tiga piringan hitam. Materi lagu dalam piringan hitam pertama ialah Dian Nan Tak Kunjung Padam dan Papaya Cha Cha.

Dalam piringan hitam kedua terdapat lagu You Free to Go. Adapun di piringan hitam ketiga diisi lagu Kasih di Antara Remaja dan Oh, Angin.

Titik juga mulai mengasah kemampuannya menulis lagu. Mus Mualim punya jasa besar dalam menyemangati dan menggembleng Titiek sebagai songwriter.

“Tadinya, saya kira hanya dewa dan orang gila saja yang bisa mencipta lagu,” tuturnya. “Mus Mualim mengajari saya kesabaran membuat lagu,” ujar Titiek mengenang pria yang akhirnya menjadi suaminya itu.

Lagu-lagu karya Titiek juga dibawakan para penyanyi lain. Sebut saja lagu Adinda yang dinyanyikan Bimbo, atau Apanya Dong yang dipopulerkan Euis Darliah.

Sederet lagu karya Titiek pun menjadi magnum opus, seperti Kupu-Kupu Malam, Cinta, Jatuh Cinta, Dansa Yuk Dansa, Marilah Kemari, dan Bimbi. Tema-tema lagunya pun beragam, termasuk soal romantika asmara, kenyataan sosial, dan patriotisme.

Melalui musik dan lagu pula Titiek Puspa bisa dekat dengan kalangan Istana. “Titiek menjadi saksi dari dekat gemuruh kekuasaan dari masa ke masa,” demikian dituturkan Anas dan Muhidin dalam buku yang dirilis pada 2018 tersebut.

Titiek punya pengalaman ketika dipuji Bung Karno. Pada suatu ketika, Titiek tampil menghibur Bung Karno di Istana Negara.