Sangat Bergantung Negara Tetangga
Minggu, 08 April 2012 – 08:59 WIB
Karena tingginya ketergantungan itu berakibat pada tingginya harga barang-barang kebutuhan pokok. Apalagi, Timor Leste belum memiliki mata uang tersendiri dan masih memakai USD (dolar Amerika Serikat) sebagai mata uang utamanya.
Baca Juga:
Pemerintah Timor Leste hanya mengeluarkan uang receh pecahan sen mulai dari 1 sen hingga 50 sen. "Itulah yang membuat standar harga di sini menjadi sangat tinggi. Jauh sekali dibandingkan Indonesia," kata Altide.
Bandingkan saja, negara kecil seperti Timor Leste, harga bensin rata-rata 1 USD 25 sen atau setara Rp 12 ribu. Akibatnya, biaya transportasi menjadi tinggi, lalu berdampak pada banyak aspek ekonomi lainnya.
"Di sini semua pakai dolar. Coba Anda beli air mineral itu (dia menunjuk air mineral botol kecil), di sini harganya 50 sen (setara Rp 5 ribu). Sehari-hari kalau Anda makan di warung, paling tidak sekali makan habis 3-4 dolar," kata Florencio Mau, warga Dili yang ditemui Jawa Pos di Aimutin.
SEBAGAI negara yang baru merdeka satu dekade lalu, Timor Leste memang masih sangat bergantung kepada negara lain. Terutama dalam memenuhi kebutuhan
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan