Sangkep Warige Segera Dilakukan, Berikut Tanggal dan Kisah Putri Mandalika
"Pemutusan hari H Bau Nyale sesuai dengan perhitungan penanggalan sasak yang menjadi alat hitung penentuan hari H Bau Nyale," jelasnya.
Seperti diketahui, dalam bahasa Sasak sendiri Bau artinya menangkap, sedangkan dan Nyale adalah Cacing Laut.
Bau Nyale adalah aktivitas masyarakat untuk menangkap cacing laut yang dilakukan setiap tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan tradisional Sasak (pranata mangsa) atau tepat 5 hari setelah bulan purnama.
Umumnya, antara bulan Februari dan Maret setiap tahunnya.
Masyarakat setempat percaya kalau nyale adalah jelmaan Putri Mandalika, anak pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting dari Kerajaan Tonjang Beru dalam hikayat kuno Sasak.
Putri Mandalika diceritakan sebagai sosok cantik yang diperebutkan oleh banyak pangeran dari berbagai kerajaan di Lombok seperti Kerajaan Johor, Lipur, Pane, Kuripan, Daha, dan Beru.
Tak ingin terjadi kekacauan di kemudian hari jika ia memilih salah satu diantaranya, Putri Mandalika pun menolak semua pinangan itu dan memilih mengasingkan diri.
Akhirnya Putri Mandalika memutuskan untuk mengundang seluruh pangeran beserta rakyat di Pantai Kuta di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah pada tanggal 20 bulan 10, tepatnya sebelum Subuh.
Sangkep Warige nantinya akan diawali dengan Sangkep Madie, dan hasil dari Sangkep Madie dibawa ke Sangkep Warige untuk dimusyawarahkan kembali.
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Menteri Teuku Riefky: Ini Sejarah, Mari Bangun Ekonomi Kreatif Indonesia
- Central Group Hadirkan Klub Premium Bagi Lansia, Pertama di Sekupang
- Siap Mencetak SDM Pariwisata Berstandar Global, IPTI Lantik Rektor Perdana
- Iqbal-Dinda Unggul Signifikan di Pilgub NTB, Zul-Uhel Kian Suram