Sanitasi Buruk Rugikan Rp 56 T
Sabtu, 03 Januari 2009 – 02:34 WIB
Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Departemen Pekerjaan Umum Susmono menambahkan, sanitasi buruk juga menyebabkan produksi air bersih lebih mahal. Pencemaran di sumber-sumber air baku PDAM menyebabkan biaya produksi meningkat 82 persen. ”Selain membuang limbah padat dan membuat MCK di sungai, praktik keliru yang juga lazim terjadi adalah membuang sabun bekas cucian,” jelasnya.
Baca Juga:
Susmono memaparkan hasil penelitian Japan International Corporation Association (JICA) tentang pencemaran di 32 sungai yang menjadi sumber air baku PDAM di Indonesia. JICA menyimpulkan, oksigen yang terlarut (biological on demand) rata-rata hanya 0,8 miligram per liter hingga 32,5 miligram per liter.
”Untuk menaikkan kadar oksigen terlarut, biaya produksi air minum meningkat Rp 325 per meter kubik atau 82 persen dari rata-rata tarif air Rp 400 per meter kubik,” katanya. Berdasar penelitian Bank Dunia, kerugian ekonomi akibat pencemaran air yang disebabkan sanitasi buruk mencapai Rp 14 triliun per tahun.
Semakin tinggi polutan yang terlarut, biaya produksi air semakin mahal. ”Jika perilaku bersih diterapkan, ada penghematan Rp 14 triliun per tahun dari produksi air bersih,” paparnya. (noe/oki)
JAKARTA - Kajian Bank Dunia mencatat kerugian ekonomi akibat sanitasi buruk mencapai Rp 56 triliun per tahun. Kerugian tersebut dihitung dari akumulasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- BMKG: Seluruh Jakarta Diguyur Hujan Ringan pada Jumat Pagi
- Hakim PN Medan Tolak Eksepsi Ratu Entok Terdakwa Penista Agama
- BPBD Sumenep Dirikan Posko Siaga Untuk Tekan Risiko Bencana
- Laskar Merah Putih Minta Majelis Hakim PN Tanjung Karang Tegakkan Keadilan
- KPK Diminta Tuntaskan Perkara Korupsi yang Mandek di Periode Sebelumnya
- KPK Minta Warga NTB Kawal Program Makan Bergizi Gratis