Sanksi Masuk Peti Mati bagi Pelanggar PSBB Tak Ada Dasarnya, Satpol PP Tak Boleh Suka-suka
jpnn.com, JAKARTA - Sanksi berupa dimasukkan ke dalam peti mati bagi pelanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur tidak diberlakukan lagi mulai Jumat (4/9).
Kepala Satpol PP Jakarta Timur Budhy Novian mengatakan bahwa sanksi tersebut tanpa dasar alias tidak sesuai aturan yang berlaku.
"Kami menindak berdasarkan aturan saja. Kami kan hanya pelaksana lapangan yang melakukan penindakan," kata Budhy.
Memang, Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 51 tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB Transisi memuat sanksi. Namun, bentuk sanksinya ialah denda sebesar Rp 250 ribu atau melakukan kerja sosial seperti menyapu jalan.
Budhy pun telah menegur petugas Satpol PP Pasar Rebo yang menjatuhkan sanksi berupa masuk peti mati kepada pelanggar PSBB. Sebab, penerapan sanksi harus ada dasarnya.
"Kami melaksanakan pendidikan berdasarkan acuan. Tidak boleh suka-suka petugas," ujar Budhy.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah pelanggar PSBB di wilayah Pasar Rebo mendapat hukuman harus masuk ke dalam peti mati. Sanksi itu sebagai pengganti jenis hukuman lainnya.(mcr1/jpnn)
Satpol PP Jakarta Timur tidak lagi memberlakukan sanksi masuk peti mati bagi pelanggar PSBB di wilayah Pasar Rebo.
Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi
- Gandeng Satpol PP, Bea Cukai Bogor Gelar Sosialisasi BKC Ilegal, Ini Tujuannya
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Kepala BKPP Bicara soal Honorer jadi PPPK 100% dan Paruh Waktu
- Gandeng Satpol PP, Bea Cukai Gelar Operasi Pasar Gempur Rokok Ilegal di Konawe
- Menyisir Wilayah Konawe, Bea Cukai Kendari Amankan Puluhan Ribu Batang Rokok Ilegal