Santo Purnama

Oleh Dahlan Iskan

Santo Purnama
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Maksud Santo jelas: alat tes seperti itu merupakan karya berkelanjutan. Yang kian tahun kian bisa disempurnakan oleh siapa saja.

"Orang-orang dulu membuat roda untuk 30.000 mil - 40.000 mil. Saya membuat ban itu untuk 92.000 mil," guraunya.

Santo juga menjelaskan bahwa ia bukan orang yang menciptakan alat tes itu. Kunci kehebatan sistem tes ini bukan pada alat, tetapi pada enzimnya.

Sedang alatnya bukan hal yang perlu dibicarakan.

"Anda kan electrical engineer. Sedang enzim itu kan soal kimia," tukas saya.

Waktu mengajukan pertanyaan itu saya ingat satu bacaan bahwa Santo adalah alumnus Purdue University bidang studi electrical engineering. Rupanya bacaan saya itu salah.

Ia pun merasa harus meluruskan. "I'm computer guy lol," katanya. Setengah protes.

Santo lulus Purdue University pada 1995. Berarti umurnya sekarang sekitar 45 tahun. Kebetulan beberapa kali saya pernah lewat dekat Purdue University di negara bagian Indiana itu. Beberapa teman saya juga alumni Purdue.

Untung lagi lockdown. Kalau tidak saya pun tidak akan bisa menemukan siapa Santo Purnama yang diberitakan menemukan alat test swab Covid-19 murah dengan akurasi 92 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News