Santoso: Peluru Anggota Polisi Tidak Boleh Digunakan untuk Membunuh Rakyat

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Santoso menyebut peluru yang dibeli kepolisian berasal dari rakyat. Sudah sepatutnya timah panas itu tidak diarahkan kepada rakyat.
Hal itu dikatakan Santoso menyikapi tewasnya Erfadi, demonstran penolak perusahaan tambang di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu kemarin.
Baca Juga: Pemilik Honda HR-V Putih di Bandara Ngurai Rai Ditunggu di Kantor Polisi
"Peluru anggota Polri yang dibeli dari uang pajak rakyat tidak boleh digunakan membunuh rakyatnya sendiri," kata legislator Fraksi Partai Demokrat itu, Senin (14/2).
Santoso mengatakan perlu ada tindakan keras dari Polri agar aksi represif polisi terhadap Erfadi tidak terus terulang pada masa mendatang.
"Untuk membuat efek jera dan tidak terulangnya peristiwa di mana Polri dinilai mengancam keselamatan rakyat, maka kapolda dan kapolresnya harus bertanggung jawab, kalau perlu dicopot," beber dia.
Komnas HAM RI berkesimpulan Erfadi tewas karena ada proyektil yang tertanam di tubuh bersangkutan.
Kesimpulan itu didapat Komnas HAM setelah melakukan penelitian terhadap kasus tewasnya Erfadi.
Anggota Komisi III DPR RI Santoso menyebut peluru yang dibeli kepolisian berasal dari rakyat, maka sudah sepatutnya timah panas itu tidak diarahkan kepada rakyat.
- KPK Ungkap Modus Korupsi Dana CSR BI Seusai Periksa Satori
- Gus Khozin Kritik Tugu Titik Nol IKN yang Viral di Medsos
- Dugaan Penyiksaan Pemain Sirkus OCI, Komnas HAM Ungkap Fakta Ini
- Adian Napitulu Perjuangkan Potongan Aplikator ke Ojol Turun Jadi 10 Persen
- Komnas HAM Kecam KKB yang Bunuh Pendulang Emas di Papua
- Komnas HAM Minta Polisi Hadirkan 2 Paslon Pilkada Puncak Jaya