Santri Gelar Aksi Tolak Kebijakan Sekolah 5 Hari: Kapan Ngajinya?

”Yang dilakukan pemerintah ini adalah memisahkan antara ulama dan para santrinya, karena harus sekolah terus,” kata Winengan.
Ia mengajak semua elemen masyarakat menolak FDS, karena tidak ada niat pihaknya membuat perpecahan.
Sebab yang ditolak adalah kebijakan. Bila kebijakan itu tetap dipaksakan, maka ia meminta agar PB NU mencabut dukungan kepada pemerintahan Jokowi.
Massa aksi akhirnya bisa ditenangkan, setelah Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi bersama Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin menemui para santri.
Kepada para santri, TGB mengaku sangat menghargai aspirasi yang disampaikan warga NU NTB yang menolak kebijakan Full Day School (FDS) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy. Karena itu, Gubernur menerima langsung aspirasi tersebut saat unjuk rasa damai.
”Saya sebagai Gubernur menerima secara resmi aspirasi ini dan saya akan sampaikan aspirasi ini sebagai bagian dari aspirasi warga NTB,” katanya.
Di hadapan ratusan para santri yang ikut unjuk rasa, TGB memandang bahwa aspirasi yang disampaikan itu mengandung pesan dan nilai yang baik bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di pondok pesantren. Terlebih aspirasi tersebut disampaikan oleh orang-orang baik dan dengan cara-cara yang baik.
Hanya saja, ia menghimbau seluruh warga yang hadir untuk tetap menjaga serta mendoakan bangsa dan daerah agar tetap aman.
MATARAM – Aksi penolakan terhadap kebijakan sekolah lima hari masih berlanjut. Para santri dari berbagai pondok pesantren di NTB turun ke jalan
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan
- Bahlil, Kawulo, Santri, dan Cita-Cita Republik
- Ratusan Santri Dilatih Usaha Boga dan Barista, Gus Yasin: Upaya Penanggulangan Kemiskinan
- Dadang Iskandar: Pendidikan Agama Sejak Dini Bentuk Pemimpin Masa Depan
- Polisi Ciduk 11 Tersangka Kasus Pembakaran Peternakan Ayam di Serang
- Penerimaan Anggota Polri 2025, Kesempatan Lebih Luas Bagi Santri dan Hafiz