Santri Harus Cakap Digital, Bijak Bermedsos
jpnn.com, JAKARTA - Peningkatan literasi digital terus digencarkan di seluruh lapisan masyarakat seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi.
Salah satunya dilakukan di pondok pesantren yang menjadi pusat pendidikan agama.
"Untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan literasi masyarakat khususnya untuk para santri agar bijak dan bertanggung jawab menggunakan internet," kata M. Mushthafa, Wakil Rektor Institut Keislaman (INSTIKA), dalam pernyataan resminya, Sabtu (23/7).
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021 disebutkan, Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.
Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) menyelenggarakan seminar literasi digital pesantren dengan materi 4 pilar utama, yakni kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.
"Kecakapan digital menjadi penting untuk mahasiswa agar tidak terjerumus efek buruk dunia digital,” kata M. Mushthafa.
Dengan cakap digital, maka, perilaku akhlak santri atau mahasiswa di dunia maya terjaga secara baik.
Mereka tidak terjerumus dalam sisi-sisi negatif dari dunia digital yang makin menguasai kehidupan.
Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan literasi masyarakat khususnya untuk para santri agar bijak, bertanggung jawab dalam bermedsos
- Berkat Ulasan Positif Influencer, Bingxue Jadi Trending Topik di X
- BMH Yogyakarta Salurkan Kasur Baru untuk Santri di Pesantren Tahfidz Cahaya Al-Qur'an
- Minim Popularitas, Paslon 03 Hadapi Tantangan Menjelang Hari Pencoblosan
- Daarut Tarmizi Rayakan Khatam Al-Qur’an 30 Juz dan Sertifikasi Guru Tahfizh
- Santri Diajak Proaktif Melawan Judi Online Lewat Kampanye di Digital
- BRI Insurance Perkuat Keberlanjutan Usaha & Peningkatan Ekonomi Pesantren