Santri Harus Jadi Agen Perdamaian demi Keutuhan NKRI
jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka, Jawa Barat, KH. Maman Imanulhaq mengatakan, santri memiliki prinsip bisa bersaing dalam kompetisi global tanpa kehilangan jati diri yang ditempa nilai tradisi.
Karena itu, sambung pria yang karib disapa Kang Maman tersebut, santri harus menguasai isu-isu modern, perangkat teknologi, dan mewarnai pergaulan dunia.
Meski demikian, santri harus tetap memegang teguh prinsip universalisme Islam seperti kejujuran, kesederhanaan, keterbukaan dan kerja keras.
Kang Maman juga mengajak para santri menjadikan Hari Santri Nasional (HSN), sebagai momentum untuk menguatkan komitmen dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“HSN adalah bentuk pengakuan negara atas kiprah kaum santri dan pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Hal itu sekaligus menguatkan aspek kesejarahan pesantren yang sejak lama hadir di tengah masyarakat dalam bidang pendidikan, dakwah, sosial bahkan politik,” kata ketua Lembaga Dakwah PBNU itu, Senin (22/10).
Kang Maman menambahkan, tugas santri tetap berdakwah. Namun, dakwahnya tidak hanya secara konvensional seperti yang dilakukan selama ini.
Menurut dia, santri harus mampu mengaktualisasikan jihad-jihad kekinian.
“Santri milennial harus menjadi garda terdepan dalam jihad mengampanyekan perdamaian dan melawan upaya-upaya perpecahan,” imbuh Kang Maman.
Santri memiliki prinsip bisa bersaing dalam kompetisi global tanpa kehilangan jati diri yang ditempa nilai tradisi.
- Santri Berpotensi Besar di Industri Haji dan Umrah Digital
- NU Care-LAZISNU dan Prudential Syariah Gelar Literasi Keuangan untuk 500 Santri di Bogor dan Bekasi
- BMH Yogyakarta Salurkan Kasur Baru untuk Santri di Pesantren Tahfidz Cahaya Al-Qur'an
- Daarut Tarmizi Rayakan Khatam Al-Qur’an 30 Juz dan Sertifikasi Guru Tahfizh
- Santri Diajak Proaktif Melawan Judi Online Lewat Kampanye di Digital
- BRI Insurance Perkuat Keberlanjutan Usaha & Peningkatan Ekonomi Pesantren