Sapi Langka, Harga Meroket
Sabtu, 27 Oktober 2012 – 07:50 WIB
"Beda kalau peternakan sapi dikelola oleh home industri, karena ada jaminan stok. Sedangkan kalau peternak rakyat, mereka jual ketika perlu uang saja. Lagi pula menjelang idul adha banyak peternak yang menjual ternaknya," urainya.
Baca Juga:
Dikatakan, kalau harga daging sapi terlanjur naik, maka sulit turun dan cenderung bertahan sampai ada momen untuk terus naik. "Kalau stok sapi bakalan menipis, maka yang berlaku hukum pasar. Sebenarnya bisa saja menekan harga dengan mengurangi jalur perdagangan, yakni dari peternak langsung ke rumah pemotongan hewan (RPH). Selama ini yang terjadi, sapi peternak banyak dibeli oleh blantik, baru lari ke RPH. Kemudian dari RPH dijual ke pasaran. Harapannya kalau jalur itu dipotong, peternak bisa menikmati harga kalau memang di pasaran sedang tinggi," tandasnya.
Malah, lanjut dia, kelangkaan sapi akan membuat orang mencari keuntungan dengan menjual daging glonggongan. Sebelum ini, pihaknya banyak menemukan daging glonggongan dijual. Memang, dari segi harga relatif lebih miring, yakni selisih Rp 5.000-6.000 lebih murah.
"Daging ini memiliki kadar air tinggi, sehingga ketika dijual airnya masih menetes. Selain itu warnanya lebih putih dari biasanya," tutur dia. (res)
SURABAYA-Harga daging sapi diperkirakan bakal meroket dalam minggu depan. Kenaikan tersebut disebabkan keberadaan sapi hidup atau bakalan makin langka.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Electricity Connect 2024 Siap Jadi Sarana Solusi Inovatif untuk Tantangan Transisi Energi Bersih
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja