Sapta Percaya, Indonesia 2013 Tahun Nirwana
Jumat, 11 Januari 2013 – 13:14 WIB
Mengawali tahun baru 2013, saya berada di Negeri Sakura. Saya penasaran akan sensasi Jepang mengemas dunia pariwisata, yang membuat “buka-tutup” tahun itu menjadi tradisi panen devisa. Dari Disneyland, Disneysea, Universal Studio, Euno Park, Asakusa, Ginza, Mount Fuji, Kyoto Heritage, dengan segala kulineri khasnya.
Poin terpenting yang saya tangkap adalah: Tokyo teramat sesak! Objek-objek andalan di atas dipadati orang, terlalu crowded. Komposisi wisman dan dalam negeri berimbang. Anda tidak akan sabar antre satu-dua jam hanya untuk menyaksikan satu show 30-45 menit. Tekanan suhu yang berada di kisaran 0-7 derajad Celcius, plus angin kencang berkecepatan 15-20 knot cukup menembus jaket tebal dari brand setenar apapun. Kalau tanpa dilapisi krim wajah, saya jamin kulit Anda pun langsung kering keriput selepas antre panjang.
Di Ueno Park dan jalan-jalan di Tokyo yang ditumbuhi Sakura, daunnya rontok dan menyisakan ranting dan dahan berwarna gelap. Jika malam, kedipan lampu-lampu LED yang melilit pepohonan itu cukup menghibur dan menghangatkan mata. Di Rainbow Bridge, jembatan gantung yang menjadi landmark ibu kota Jepang, dan menyambung Shibaura Pier dan Odaiba juga berhias warna-warni cahaya, biru, putih, kuning yang sedap di malam dingin.
Tetapi, di hampir semua lokasi wisata potretnya sama. Padat dan harus panjang rasa bersabarnya untuk berantre. Kelebihannya, hampir semua fasilitas publik yang dibangun pemerintah di objek wisata itu---toilet, eskalator, kereta listrik bawah tanah, monorel, telepon umum--- memang komplit, berfungsi dan nyaman. Baik untuk anak-anak, laki-laki, perempuan, orang tua, sampai orang cacat. Detail kebersihan, kerapian, dan keramahan petugasnya juga sulit dicari padanannya di kota-kota di Indonesia.
Mengawali tahun baru 2013, saya berada di Negeri Sakura. Saya penasaran akan sensasi Jepang mengemas dunia pariwisata, yang membuat “buka-tutup”
BERITA TERKAIT
- Batal Didatangi Massa Buruh, Balai Kota DKI Lengang
- Jangan Menunggu Bulan Purnama Menyapa Gulita Malam
- Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus
- Agar Abadi, Tetaplah Menjadi Bintang di Langit
- Boris Yeltsin Disimbolkan Bendera, Kruschev Seni Kubisme
- Eskalator Terdalam 80 Meter, Mengusap Mulut Patung Anjing